Mohon tunggu...
diyah
diyah Mohon Tunggu... Freelancer - Dee

lulusan antropologi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Kemegahan Candi Panataran Blitar

22 Oktober 2017   18:58 Diperbarui: 22 Oktober 2017   19:26 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daerah Jawa Timur terkenal dengan peninggalan sejarahnya berupa candi. Kali ini saya pun berkunjung ke kota berudara sejuk di kaki Gunung Kelud, Blitar, untuk mengunjungi kompleks candi terbesar di Jawa Timur. Candi Panataran atau Penataran, nama candi yang saya kunjungi. Berlokasi sekitar 12 km dari kota Blitar, tepatnya berada di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, candi Hindu ini memiliki nama asli Candi Palah, sesuai dengan prasasti yang ditemukan di kawasan tersebut.

Berdasarkan informasi di sekitar candi, kompleks candi ini didirikan pada masa kerajaan Kediri tahun 1197 M, oleh Raja rnga (Syrenggra). Pembangunan candi terus disempurnakan sampai pada masa kerajaan Majapahit, hingga selesai pada tahun 1454 M, ditujukan sebagai bangunan penyembahan pada Hyang Acalapati atau Raja Gunung. Jadi bangunan ini dimaksudkan sebagai pemujaan terhadap Gunung Kelud, agar terhindar dari bencana.

Ketika saya memasuki kompleks candi ini, di bebatuan candi terdepan, yang merupakan gerbang, terlihat dua arca raksasa yang disebut dwarapala, raksasa penjaga candi. Setelah melewati dwarapala, terlihat sebuah candi yang disebut dengan Bale Agung. Di Bale Agung inilah konon pada masa lalu, para tetua berkumpul dan membuat keputusan-keputusan penting secara bersama.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Di sebelah tenggara Bale Agung terdapat candi yang berfungsi sebagai tempat sesaji, disebut dengan Pendopo Teras. Sedangkan di bagian lainnya, ada candi yang kecil dengan arca ganesha didalamnya, disebut Candi Angka Tahun.

Masuk lagi ke bagian tengah candi, saya melihat ada dua arca dwarapala lagi, dengan ukuran lebih kecil dari yang dibagian depan. Kemudian ada dua candi yang hampir sama besarnya. Salah satu candinya terlihat ukiran lilitan ular dan raja.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Bagian utama candi, dan yang paling dianggap sakral yaitu bangunan yang terletak hampir mencapai bagian belakang. Candi yang berukuran paling besar diantara candi-candi lainnya dalam kompleks Candi Panataran ini, disebut Candi Induk. Di dinding candi ini, saya melihat ukiran indah kisah Ramayana mengelilingi bangunan candi. Di bagian dinding pilarnya, terlihat ukiran naga dan singa bersayap. 

Candi Induk ini terdiri dari 3 teras, dan memiliki ketinggian kurang lebih 7 meter. Ketika saya menaiki tangga yang menuju ke atas, di bagian atas terdapat ruang datar tanpa atap, dimana saya dapat melihat pemandangan keseluruhan candi. Alangkah indahnya!

Ternyata candi ini pernah terkubur oleh abu Gunung Kelud, dan pada tahun 1815 ditemukan kembali oleh Sir Thomas Raffles, salah seorang gubernur jendral di Hindia Belanda. Untuk mengunjungi Candi Panataran, kita bisa menggunakan mobil atau motor, karena candi ini berada di tempat yang mudah dijangkau. Tiket masuk tempat ini hanya sebesar 5000 rupiah per orang saja. (Diyah Wara)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun