Mohon tunggu...
Wardatul 'Uyun
Wardatul 'Uyun Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hijab Stylist at: http://www.youtube.com/TheHasanVideo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penantian Terbayar Setelah 124 Tahun Menunggu

28 Juni 2012   01:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:28 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13408465131737397304

[caption id="attachment_197441" align="aligncenter" width="520" caption="Mirip Babi??!!>> Lucunya Andatu sempat diuber warga setempat hendak ditangkap karena dikira BABI NGEPET :) ckckkkckck..."][/caption]

DIDOWARDAH- Lampung dewasa ini lagi kondang menghias TV dan koran-koran maupun portal berita maya. Bagaimana tidak? Sejak pengumuman awal bulan Juni, wilayah ujung Sumatera yang berbatasan dengan Laut Jawa ini diganjar Kementerian Negara Lingkungan Hidup sebagai propinsi dengan nilai paling buncit dalam perebutan piala Adipura. Yang pada kelanjutannya sempat digembar-gemborkan media sebagai kota terkotor se-Indonesia.Walhasil, hal tersebut sempat memantik protes dan demonstrasi beberapa pihak yang meradang dan geram dengan putusan penilai, tak terkecuali Herman HN, selaku walikota setempat. Lagipula, walikota mana sih yang tidak kebakaran jenggot jika wilayahnya digetok stempel pusat sebagai kota terjorok dalam ajang Adipura?! Sebuah ajang bergengsi yang memberikan penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan dengan melibatkan sekitar 375 kota.

Terus terang, sebagai pembaca yang terlahir dan dibesarkan di Lampung, saya sempat terkejut dan kecewa dengan pemberintaan tersebut. Bagaimana mungkin kota asri dengan hiasan khas Tapisberseri mendapat predikat kota terkotor se-Indonesia. Namun kekecewaanku sedikit terobati saat Minggu ini Lampung kembali menjadi headline di koran-koran. Bukan lagi menguliti kisah tragis tentang Adipura, melainkan mengabarkan kelahiran Andatu, bayi merah dari jenis Badak langka Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis).

Well, seakan mengamini kekecewaan sebagian besar masyarakat Lampung, Ratu, badak penghuni SRS (Suaka Rhino Sumatera) di Lampung Barat mencoba mengalihkan pemberitaan dengan kelahiran anaknya, Andatu. Peristiwa ini layak menjadi kebanggaan TNWK (Taman Nasional Way Kambas) sebagai pengelola SRS sekaligus pembuktikan Lampung sebagai suaka nyaman bagi pelestarian satwa langka. Dan keberhasilan ini tentu patut menjadi catatan sejarah. Sebab kelahiran badak langka Sumatera tersebut baru kali pertama sukses dilakukan di wilayah Asia setelah penantian panjang selama 124 tahun terakhir. Verbazingwekkend is het niet?

Sebagaimana diberitakan portal KOMPAS, kelahiran Andatu telah membuat kehebohan bak gol sepakbola yang disambut dengan penuh euforia. Sudah selayaknya memang, karena sebelumnya, Ratu si induk Andatu juga sempat hamil namun mengalami keguguran berturut-urut hingga dua kali. Begitu Ratu hamil lagi, tim dokter dari Indonesia, Australia, AS, dan Badan Konservasi Dunia (IUCN) mencurahkan perhatian khusus. Dan setelah melewati masa mengandung selama 15 bulan, kehamilan Ratu kali berhasil dipertahankan hingga ia melahirkan. Kehamilan tersebut adalah buah perkawinan gado-gado dengan Andalas. Masih dari sumber yang sama, Andalas merupakan badak sumatera jantan hasil penangkaran selama 112 tahun yang lahir di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat, pada 13 September 2001. Tahun 2007, Andalas diboyong ke Taman Nasional Way Kambas untuk dijodohkan dengan Ratu. Hingga lima tahun kemudian, lahirlah Andatu, bayi badak yang sekian lama ditunggu-tunggu.

Kabarnya nama Andatu diberikan oleh Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, setelah sebelumnya sempat bingung menentukan pilihan dari tiga nama yang diajukan. Yang pertama, Abadi, nama ini dipilih karena kelahirannya sudah dinantikan sejak lama. Kandidat nama berikutnya adalah Arjuna yang berarti anak dari Andalas dan Ratu yang lahir pada bulan Juni 2012. Hingga akhirnya Andatu dipilih sebagai nama sang bayi. “Saya pilih nama Andatu yang merupakan buah kasih sayang Andalas dan Ratu serta anugerah dari Tuhan Yang Mahakuasa” demikian keterangan Zulkifli saat diberitan disurat kabar lokal.

Sekedar informasi, Indonesia memiliki dua jenis badak asal Asia diantara lima jenis badak yang masih tersisa di jagad raya. Yakni badak Jawa dan badak Sumatera. Populasi badak Sumatera hanya sekitar 200 ekor yang tersebar di Taman Nasional Way Kambas, Bukit Barisan Selatan, Gunung Leuser, dan beberapa kawasan hutan alam Sumatera dan Sabah, Malaysia. Sementara populasi badak Jawa bahkan lebih memprihatinkan, karena hanya tersisa sekitar 50 ekor di Taman Nasional Ujung Kulon. Melihat kenyataan ini, kita warga Lampung sudah saatnya berbangga dan sedikit melupakan kekecewaan kasus Adipura, sebab kelahiran Andatu sudah mengharumkan nama Lampung sebagai tempat penangkaran badak langka. Kelahiran Andatu ini menandai keberhasilan dalam konservasi badak sekaligus membangun kepercayaan masyarakat terhadap upaya pelestarian badak di Indonesia.

Tidak mengherankan jika momentum tahun badak internasional rencananya akan diperingati setiap tahunoleh Kementerian Kehutanan pada hari kelahiran Andatu, yaitu pada setiap tanggal 23 Juni. Setidaknya dengan peringatan tahun badak semakin menyadarkan kita semua akan pentingya menjaga kelestarian satwa langka. Sehingga meningkatkan rasa cinta dan penghargaan masyarakat dan pemerintah terhadap alam dan lingkungan sekitar untuk tidak semena-mena merusak dan membabat hutan demi kepentingan ego semata. Dan untuk Kementerian Negara Lingkungan Hidup, jika tahun berikutnya anda masih keukeuh menetapkan Lampung sebagai kandidat piala Adipura dengan nilai terendah. BERHATI-HATILAH! Sebab ada banyak badak disana yang siap mengamuk, menyeruduk! Nah lho! :)

Picture's taken from this link

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun