Ada banyak lagu favorit selama bulan Ramadan diantaranya lagu-lagu religi milik Bimbo seperti Sajadah Panjang, Ada anak bertanya pada anaknya, Bermata tapi tak melihat, Tuhan, dan Rindu Kami Padamu.Â
Saya juga suka dengan lagu-lagu religi dengan Sabyan Seperti Rohman Ya Rohman, Laa Ilaaha Illallah, Ya Asyigol Mustofa, Ya Allah Biha, Deen Assalam, Man Ana, Ya Maulana, dan lain-lain.Â
Tetapi beberapa bulan belakangan saya suka dengan lagu Sekujur Bangkai, Lagu ini sebenarnya lagu ciptaan dan dinyanyikan oleh H. Rhoma Irama tetapi saya suka dengan lagu cover milik Tiya yang dipublikasikan oleh GASENTRA PAJAMPANGAN.Â
Lagu Sekujur Bangkai (Rhoma Irama) Tiya (Dangdut Cover) ternyata tidak hanya disukai oleh saya, karena buktinya lebih dari 54 juta penonton sudah melihat, menonton, mendengar dan menikmati lagu ini.Â
Lagu ini menarik diulas karena menceritakan kehidupan manusia setelah mati dimana jasadnya sudah menjadi bangkai. Tidak ada yang bisa dibawa selain kain kafan. Harta, tahta, anak dan wanita tidak ada yang mau menemani.Â
Jika selama ini, kita dipuja-puja oleh manusia tetapi setelah meninggal hanya menjadi bangkai tak berguna. Bila selama ini kita tidur di kamar dengan kasur yang empuk bahkan mungkin harganya puluhan juta tetapi setelah meninggal harus pindah ke dalam bumi yang gelap gulita dengan kanan dan kiri tanah yang gelap. Â
Bila selama ini, kita memiliki teman yang banyak dengan pergaulan yang luas maka setelah meninggal tidak akan ada lagi yang mau menemani. Berikut lirik lagu Sekujur Bangkai : Â
 Badan pun tak berharga
Sesaat ditinggal nyawa
Anak istri tercinta
Tak sudi lagi bersama
Secepatnya jasad dipendam
Secepatnya jasad dipendam
Karena tak lagi dibutuhkan
Diri yang semula dipuja
Kini bangkai tak berguna
Dari kamar yang indah
Kasur empuk tilam putih
Kini harus berpindah
Terkubur dalam perut bumi
Kalau selama ini
Diri berhiaskan
Emas intan permata
Bermandi cahaya
Tetapi kali ini
Di dalam kuburan
Gelap pekat mencekam
Tanpa seorang teman
Terputuslah
Pergaulan
Terbujurlah sendirian
Diri terbungkus kain kafan
Wajah dan tubuh indah
Yang dulu dipuja-puja
Kini tiada lagi
Orang sudi menyentuhnya
Jadi santapan cacing tanah
Jadi santapan cacing tanah
Sampai yang tersisa kerangka
Begitulah suratan badan
Ke bumi dikembalikan
Kebanyakan manusia
Terlena sehingga lupa
Bahwa maut 'kan datang menjelang
Lagu ini sebagai pengingat kita yang tidak akan hidup kekal.Â