Mohon tunggu...
Didit SuryoTri
Didit SuryoTri Mohon Tunggu... Freelancer - Pecinta Sepak Bola dan Penikmat Dua Gelas Es Teh

Pecinta Sepak Bola dan Penikmat Dua Gelas Es Teh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Moralitas Lima Bintang

10 Agustus 2020   17:52 Diperbarui: 10 Agustus 2020   18:12 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika anda memesan Transprortasi On-line berbasis aplikasi --entah minta diantarkan ke suatu tempat atau memesan makanan-- setelah selesai dilakukan, anda akan diminta memberikan bintang melalui aplikasi kepada driver. Biasanya driver akan meminta anda memberikan bintang lima. 

Kenapa hal ini terjadi? Karena jumlah bintang yang anda berikan akan berpengaruh terhadap performa driver tersebut. Apabila dalam waktu tertentu rerata bintang pada driver tersebut kurang, maka si driver bisa jadi akan mendapatkan sanksi dari operator. 

Jumlah rerata bintang telah menjadi tolok ukur untuk menilai performa si driver, apabila rerata bintang yang diperoleh si driver sedikit, maka dianggap si driver memiliki performa yang buruk, sebaliknya apabila rerata bintang yang diperoleh berjumlah lima (5), performa driver dianggap bagus.

Saya jadi teringat akan sebuah film menarik berkaitan dengan hal tersebut. Dalam sebuah serial Black Miror di season 3 episode 1 yang berjudul  "Nosedive", diceritakan, dalam dunia yang serba teknologi di masa depan, pola kehidupan manusia telah bergantung kepada teknologi, dengan media sosial sebagai media utamanya. 

Interaksi sosial di dalam masyarakat juga bergeser dari interaksi langsung dalam dunia nyata menjadi interaksi dalam ruang media sosial melalui gawai yang dimiliki setiap orang. Tindakan dan pola kehidupan masyarakatnya diatur melalui teknologi gawainya. 

Dalam masyarakat tersebut juga terdapat kelas-kelas sosial yang diukur berdasarkan bintang (rating) yang dimiliki seeorang. 

Dalam setiap interaksinya dengan orang lain, setiap orang dapat memberikan rating kepada orang lain hanya dengan memberikan bintang. Semakin tinggi rating seseorang (mendekati lima bintang) maka akan semakin tinggi pula kelas sosial dalam masyarakat, sebaliknya, semakin rendah rating yang didapat semakin rendah pula kelas sosialnya.

Dalam masyarakat yang telah dikuasai oleh teknologi digital tersebut individu-individunya berlomba dalam mendapatkan bintang lima dari masyarakat, yaitu dengan membagikan setiap kegiatan sehari-harinya ke dalam media sosial. 

Jadilah orang-orang yang terobsesi dalam berinteraksi melalui media sosial untuk mendapatkan bintang lima, dengan mengunggah hal-hal yang bersifat membahagiakan, menyenangkan, serba mewah dan serba indah. 

Akan tetapi, pada dasarnya setiap kegiatan atau momen yang diunggah tersebut bersifat palsu dan sangat bertolak belakang dengan kehidupan nyata. Film ini merupakan gambaran bagaimana teknologi digital telah menguasai kehidupan manusia sehingga dapat dengan mudahnya mempengaruhi pola pikir, pola tindak dan nilai-nilai dalam masyarakatnya.

Moral Elektronik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun