Masalah Membawa Berkah Bagi Anak TK
Oleh ayah didi
Pagi itu seperti biasa, pekerjaan rutin ayah didi setelah sholat shubuh selain ngaji adalah membuka layar HP sambil ngopi dan menulis tulisan di blog Kompasiana.
Kue di atas meja  dan secangkir kopi pahit masih tersisa, waktu menunjukkan pukul 07.00 , tiba-tiba datang seorang utusan dari Rukun Tetangga ( RT).
"Assalamualaikum, Pukul 8 ada foging pak haji" ujar, Ely utusan pak RT memberitahukan kepada ayah didi, bahwa pukul 08.00 akan ada kegiatan penyemprotan asap di lingkungan dalam rangka pencegahan penyakit demam berdarah.
"Izin anak anak SD kelas rendah dan anak anak TK satu atap akan diungsikan dahulu ke rumah pak haji" tambahnya menjelaskan.
Tepat pukul 08.00 tibalah 100 an anak anak  terdiri dari murid TK dan SD beserta guru gurunya masuk dengan tertib ke halaman belakang rumah ayah didi. Riuh rendah suara celotehan anak anak TK dan SD ikut menghangatkan suasana pagi yang cerah hari itu.
Perlu diketahui, didepan rumah ayah didi ada lembaga pendidikan SD negeri satu atap. Murid SDN satu atap terdiri dari murid SD dan murid TK. Karena ada kegiatan foging, untuk menghindari asap  maka murid murid SD kelas rendah dan murid TK diungsikan sementara ke halaman belakang rumah ayah didi.
Saat ini halaman belakang rumah ayah didi difungsikan sebagai tempat berkegiatan oleh kelompok tani hutan (KTH) rumah kaum Jayakarta. Sebagai tempat kegiatan kelompok tani hutan, halaman rumah ayah didi terdapat berbagai macam jenis tanaman, hewan dan ikan.
Lokasi yang dekat adalah salah satu alasan mengapa murid SD kelas rendah dan murid murid TK diungsikan nya ke halaman  rumah ayah didi. Selain itu murid murid bisa jalan kaki menuju rumah ayah didi. Murid murid sesampainya di rumah ayah didi kemudian jalan mengelilingi area halaman sambil bermain sekaligus wisata.