Mohon tunggu...
Didik Teguh R
Didik Teguh R Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Menakar Jualan Setrum Jepang

4 April 2017   21:27 Diperbarui: 5 April 2017   05:00 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi, hari ini Selasa awal April dan akhir Maret 2017 lalu,   ada ujuk rasa soal PLTU Jepang di Kabupaten Batang. Saya tak paham persisnya, ujuk rasa PRO atau KONTRA PLTU atau bahkan mungkin SETENGAH PRO  KONTRA. Soalnya, sebagai warga yang tinggal di Batang, tambah sulit membedakan. He he he.

Yang jelas, faktanya ada ujuk rasa soal Mega proyek PLTU yang lagi di bangun di Pesisir Ujungnegoro, Batang. Gitu aja dech !

Hanya saja, jika benar ujuk rasa itu KONTRA PLTU, bagi saya itu unik. Hal Yang Mustahal, Begitulah istilah almarhum pelawak kondang Asmuni yang kumisnya ngangeni. Saya pikir, istilah itu, cukup pantas di sematkan bagi “mereka” yang mencoba berseberangan dengan kepentingan pemodal raksasa PLTU Jepang senilai Rp 60 an Triliun itu. Tapi, apa benar ada yang sungguh sungguh “melawan” Proyek PLTU Jepang ? Jujur saja, Saya ragu. Kalau Anda …  ??

Duit dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sudah mengguyur Proyek PLTU. Tak main main, puluhan triliunan. Kadang, saya pikir, itu Duit tanpa seri, hanya bisa dilawan dengan duit juga. Tentu dengan jumlah yang lebih fantastis. Lihat saja,  mulai dari audiensi persuasif, aksi ujuk rasa sampai  upaya hukum yang dilakukan warga ataupun LSM. Sudah puluhan kali, dari ujuk rasa di Balai Desa lokasi tapak PLTU sampai istana  Presiden.  Dari aduan ke Pak Lurah sampai Komnas HAM dan kedutaan Jepang. Berbilang tahun berlalu. Komplit dengan aneka warna aksi dan atributnya.  Baik ujuk rasa oleh mereka yang benar benar menentang PLTU Jepang, ataupun mereka yang sekedar mencoba mengintervensi arah kebijakan Proyek PLTU ataupun yang PRO PLTU sekalian.

Sampai detik ini, hasilnya Mentok ! Hanya, memang pekerjaan Proyek PLTU yang tengah digarap PT Sumitomo diatas lahan seluas 226 Hektar jadi sedikit molor. Tapi, Mega proyek itu tetap saja berjalan. Lengkap dengan kalkulasi labanya.  Kalau ada yang ngeyel, Tuhan bisa melawan kuasa uang. Saya angkat tangan dech… Itu Ghaib,  diluar frame of reference saya. Sebab, tak sulit bagi pemegang duit menyaru sebagai “Tuhan” ataupun “Hantu”. Apalagi, kalau pengusaha dan penguasa sudah menyamar satu muka. Makin  sulitlah  kita mencari “Tuhan” ataupun “Hantu”.  He he  he.

Ini bisnis Bung !. Cari profit alias Duit. Dimana perusahaan harus selalu untung. Laporan keuangan perusahaan tak boleh rugi. Perusahaan harus selalu tumbuh. Tiap tahun, keuntungan harus berlipat. Makanya, perusahaan perusahaan Jepang itu pun harus ekspansi ke seluruh dunia. Termasuk ekspansi  J Power dan Itochu  sampai ke Jawa Tengah. Tentu saja, cari untung.  Wajar, mereka bukan lembaga social nir laba. Yang mau menyantuni penduduk lintas Negara semata atas nama kemanusiaan.

Sebagai wong awam, jelas saya tak paham hitungan persisnya. Kabarnya sih, konsorsium perusahaan Jepang itu bakal jualan setrum listrik ke PT PLN seharga Rp 798 per kilowatt-hour (kWH). Sejatinya, berapa ongkos  per kWH setrum listrik yang bakal diproduksi PLTU Jepang yang pembangunanya sudah diresmikan oleh Pak Jokowi  itu ? Lalu berapa besar Konsorsium perusahaan Jepang  meraup untung dengan jualan setrum pada PT PLN. Berapa pula angka yang dipatok PT PLN  pada pelanggan PLN, ya kita kita ini lah.

Tentu, mereka punya kalkulasi yang cermat soal laba. Logikanya, duit puluhan triliun dari negeri Sakura itu bakal cepat balik modal dan  beranak pinak. Tinggal menghitung waktu. Kabarnya, tahun 2020, keuntungan jualan setrum PLTU Jepang bisa mulai mengalir kerekening mereka ?.  Lha wong calon pembeli setrum, - ya kita kita ini – sudah pasti bakal beli listrik. Tiap bulan, bakal bayar listrik ke PT PLN. Molornya jadwal pembangunan atau operasional PLTU, hanya menunda masuknya laba  perusahaan.

 

Selanjutnya, berapa triliunkah yang bakal masuk kantong para pemodal raksasa itu tiap tahun ? Setinggi apa pula  tumpukan duit yang bakal masuk rekening PT PLN dari kulakan setrum itu. Wuiih, saya benar benar tak paham. Maklum,  saya tak punya kalkulator.  Anda bisa tolong pinjamkan  ??.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun