Mohon tunggu...
DIDIK FADILAH
DIDIK FADILAH Mohon Tunggu... a life-long learner

“Ikatlah ilmu dengan tulisan”.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Sedih, Allah Tahu Keadaan Kita

29 April 2025   20:49 Diperbarui: 29 April 2025   20:49 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar sebagai ilustrasi (sumber : Freepik)

Nisa, seorang gadis berusia 25 tahun yang baru saja mengalami masa sulit dalam hidupnya. Seminggu lalu, dia diberhentikan dari pekerjaannya karena perusahaan tempatnya bekerja mengalami kesulitan finansial. Ironisnya, itu adalah satu-satunya sumber penghasilannya untuk membantu ibunya yang sudah lanjut usia.

Nisa duduk di teras rumah dengan secangkir teh hangat yang tak tersentuh. Pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan: "Kenapa ini harus terjadi padaku? Apa aku kurang baik? Kenapa rasanya begitu sulit?" Air mata mulai membasahi pipinya, tapi ia buru-buru menghapusnya. "Aku tidak boleh menangis," katanya dalam hati, meski rasanya dunia sedang menekan bahunya.

Di tengah kebingungan dan kesedihan yang melanda, tiba-tiba suara lembut ibunya terdengar dari dalam rumah. "Nisa, Nak, mari kita shalat dulu. Sudah lama kita tidak berdoa bersama."

Awalnya Nisa ragu. Hatinya masih terasa sesak, dan ia merasa tidak ada gunanya berdoa karena masalahnya terlalu besar. Namun, entah mengapa, ia akhirnya bangkit dari kursinya dan mengikuti ibunya ke ruang shalat kecil di sudut rumah.

Setelah shalat, ibunya berkata pelan, "Nisa, ingatlah, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia lebih tahu apa yang terbaik untukmu daripada dirimu sendiri. Jadi, jangan sedih. Dekatkan dirimu pada-Nya, karena Dia selalu ada di sisimu."

Kata-kata itu seperti angin sejuk yang menyapu hati Nisa. Ia pun mengingat sebuah ayat yang sering diajarkan oleh gurunya saat masih di sekolah dulu:

"Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS Al-Baqarah [2]: 153).

Ayat tersebut menjadi titik balik bagi Nisa. Meskipun awalnya ia merasa bahwa ujian hidup ini terlalu berat, ia mulai menyadari bahwa ada hikmah di balik setiap cobaan. Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, bahkan saat mereka merasa paling sendirian.

Beberapa hari kemudian, Nisa memutuskan untuk mencoba hal-hal baru. Ia mulai belajar menjahit lagi, keterampilan yang dulu sempat ia tinggalkan karena kesibukan kerja. Setiap pagi, ia bangun lebih awal untuk shalat dan berdoa kepada Allah. 

Di waktu senggang, ia membuat pola-pola sederhana untuk gaun anak-anak. Awalnya hanya iseng, tapi lama-lama hasil karyanya mulai diperhatikan oleh tetangga-tetangga.

Suatu sore, Bu Siti, tetangga sebelah, datang membawa salah satu gaun buatan Nisa. "Nisa, kamu hebat banget bisa bikin baju begini. Boleh nggak saya pesan beberapa untuk cucu-cucuku?" tanyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun