Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama FEATURED

Cara Melindungi Data Pribadi Kita pada Jejaring Sosial dan Aplikasi Android

27 November 2020   21:11 Diperbarui: 24 November 2021   06:27 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: pixabay.com

Di era revolusi industri 4.0 sekarang ini, mengutip Anahiby Becerril, di mana komunikasi selular, jejaring sosial dan sensor mengaburkan batas antara manusia, internet dan dunia nyata (baca: dunia fisik), informasi merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga.

Esensi dari layanan jejaring sosial adalah mengekspos privasi kita dan berbagi informasi pribadi.

Sebagai pengguna jejaring sosial--dan juga aplikasi pada umumnya, kita tidak hanya menggunakan layanan "gratis"-nya, namun kita telah menjadi aset tersembunyi (intangible asset) bagi penyedia layanan tersebut.

Alih-alih tidak menjual apapun kepada kita, mereka dapat memanfaatkan eksistensi kita untuk meraup keuntungan baik dari para pengiklan maupun pihak lainnya.

Sebagai pengguna layanan teknologi dan jejaring sosial, kita telah dikomodifikasi. Alih-alih kita tidak mau menderita untuk dikucilkan dari pergaulan sosial, kita harus membayarnya dengan membagikan secara sukarela informasi-informasi pribadi kita. Di setiap waktu kita menggunakannya, kita meninggalkan jejak hidup kita.

Informasi menjadi penting dan berharga, karena ia dapat menjadi kunci pokok, yang merujuk kepada hukum pasar "penawaran dan permintaan", informasi merupakan sesuatu yang dapat dikonsumsi, disimpan, diolah dan ditukar (baca: diperjualbelikan). Data pribadi kita telah dibenamkan ke dalam komodifikasi informasi.[1]

Kasus Penjualan dan Penyalahgunaan Data Pengguna Layanan Online

Beberapa kali kita telah mendengar kasus pembobolan dan penjualan data pengguna berbagai layanan online, terutama online store dan fintech, yang ada di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, nilai dari data tersebut bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.[2]

Raksasa jejaring sosial Facebook pun pernah tersandung dengan skandal pemanfaatan data pribadi para pengguna Facebook yang dilakukan oleh Cambridge Analytica untuk menargetkan para pemilih dalam pemilu AS 2016.[3][4]

Yang terkini, kita mendengar pula adanya kasus penjualan data pengguna aplikasi MuslimPro kepada pihak militer AS, meski kemudian hal ini disangkal oleh pihak MuslimPro bahwa hal tersebut tidaklah benar adanya.[5]

Peraturan Pelindungan Data Pribadi di Internet

Guna lebih memproteksi data pribadi para pengguna internet dari penyalahgunaan, baik yang ada di Eropa maupun di luar Eropa, kemudian dikeluarkanlah Regulasi Umum Perlindungan Data atau General Data Protection Regulation (GDPR).

GDPR dikeluarkan oleh Uni Eropa sebagai bagian dari Hukum Uni Eropa. GDPR mengatur pengumpulan dan penggunaan data pribadi oleh pemerintah dan sektor swasta. Peraturan ini disahkan pada 2016, dan mulai berlaku pada 25 Mei 2018. GDPR merupakan pengembangan dari Petunjuk Pelindungan Data Uni Eropa 1995 yang telah ada sebelumnya.[6]

Indonesia sendiri telah memiliki aturan terkait penggunaan data pribadi di internet yang tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik. 

Aturan Ketat Penggunaan Data Pribadi pada Aplikasi Android

Sebagai pengembang aplikasi Android, secara legal, saya melihat sebenarnya tidak ada celah pengembang aplikasi dapat mengambil dan menggunakan begitu saja data pribadi dari pengguna. Entah itu data lokasi, alamat email dan nomor ponsel, daftar kontak, dan lain sebagainya. 

Semua data yang akan diambil dan digunakan harus melalui persetujuan sebelumnya dari pengguna. Pun pengembang harus menyediakan kebijakan privasi yang mengatur dan menginformasikan dengan jelas berkaitan dengan penggunaan data pribadi pengguna.

Sebelum diloloskan untuk dapat dipajang di Play Store, semua aplikasi pun akan direview terlebih dahulu oleh pihak Google selaku penyedia layanan Play Store. Jika didapati pelanggaran atau celah yang dapat merugikan pengguna, maka Google pun akan langsung menolaknya.

Pun jika kemudian terdapat banyak pengaduan terkait dengan malfungsi ataupun praktek kecurangan pada aplikasi, Google pun akan segera menghapusnya dari Play Store.

Artinya, jika kemudian pengguna menyetujui penggunaan data pribadinya sesuai dengan apa yang disebutkan pada kebijakan privasi, pengguna tidak dapat menuntut apapun kepada pengembang aplikasi. Pun jika kemudian pengembang aplikasi yang melakukan kecurangan atau penipuan atas penggunaan data pribadi, ia pun dapat menanggung resiko secara hukum.

Cara Memproteksi Data Pribadi

Dari uraian di atas, maka satu-satunya cara untuk memproteksi data pribadi kita dari penyalahgunaan pihak yang tidak bertanggung jawab adalah kembali kepada kita sendiri selaku pengguna layanan atau aplikasi. Kehati-hatian dalam menggunakan layanan atau aplikasi dan juga pengunggahan data, menjadi kunci untuk keselamatan data pribadi kita.

Beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk mengamankan data pribadi kita, antara lain:

  1. Sebelum menggunakan atau memasang layanan jejaring sosial atau aplikasi apapun, kita mesti memahami dulu data pribadi apa saja yang bakal digunakan dan untuk keperluan apa. Baca dengan teliti dan pahami baik-baik apa yang tertera pada kebijakan privasi yang ada
  2. Saat memulai aplikasi, yang biasanya akan muncul kotak persetujuan, seperti pengaktifan GPS saat menggunakan aplikasi, sebaiknya kita tidak asal klik setuju. Kalau kita mengklik setuju, pastikan kita merasa nyaman dan dapat mempercayainya.
    Toh, meski tidak semua, banyak aplikasi pula yang saat kita mengklik tidak setuju, otomatis kita akan tidak bisa menggunakan beberapa fitur yang tersedia atau bahkan tidak dapat menggunakan aplikasi tersebut sama sekali. Ini tentunya kembali kepada kita, seberapa penting aplikasi tersebut buat kita 
  3. Setelah aplikasi terpasang, pastikan kita mengecek ulang setelan aplikasi. Informasi dan hal apa saja yang dapat diakses atau dilakukan aplikasi. Jika terdapat setelan yang tidak benar, segera nonaktifkan
  4. Saat menggunakan layanan jejaring sosial ataupun aplikasi apapun, pastikan kita tidak mengunggah atau mengekspos data atau informasi pribadi yang dapat merugikan kita.
    Perlu dipahami bahwa data atau informasi yang kita unggah atau ekspos baik sebagai status, cuitan ataupun konten di jejaring sosial, dapat diakses sepenuhnya oleh penyedia dan atau pengguna layanan yang lain
  5. Segera hapus aplikasi jika kita mendapati hal yang tidak benar dan atau berpotensi merugikan kita
  6. Jangan sekali-kali mengunduh aplikasi bukan dari layanan resmi yang ada seperti Play Store, kecuali disediakan oleh pihak yang benar-benar kita kenal dan dapat kita percayai, misalnya perusahaan tempat kita bekerja. Karena aplikasi yang kita unduh sembarang dari internet, bisa saja telah disusupi program jahat yang tidak kita ketahui dan dapat merugikan kita

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun