Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pergi

8 Maret 2020   10:28 Diperbarui: 8 Maret 2020   15:36 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Benih itu telah mati dan, bagaimanapun, tidak mungkin lagi untuk kita pertahankan."

"No, Yud." Elma menggelengkan kepalanya. "Please, jangan kau paksa aku `tuk memilih sesuatu yang tidak pernah aku mengerti." Elma terus menggeleng-gelengkan kepalanya. Sementara dari sudut-sudut matanya, mulai mengalir bulir-bulir bening membasahi kedua pipinya.

Yuda mendesah. "Apakah ada benih lain yang telah tumbuh di hatimu?"

Elma mengangguk. Meski ragu. "Maafkan, Yud. Aku tidak ingin mengulang kesalahan `tuk yang kedua kali. Aku tak ingin melukai satu hati lagi!"

Yuda memejamkan matanya, mencoba menghalau perih yang semakin menusuk-nusuk hatinya.

Hening kembali menyela.

"Entahlah, El. Mungkin ini yang dinamakan karma.

"Aku masih sayang kamu. Dan aku pun yakin kau masih sayang padaku. Aku yakin benih itu belum mati." Yuda menjeda kata-katanya. Diraihnya tangan Elma. Digenggamnya erat.

"Pergilah, kalau memang itu yang kau pikir terbaik. Terbanglah, kemanapun kau ingin terbang. Dan, jika kepakan sayapmu telah lelah, kembalilah. Sebelum mentari tenggelam. Sebelum gelap menghadang.

"Terbanglah tinggi. Pergilah. Kembalilah. Jika kau telah lelah!"

Yuda melepas tangan Elma dari genggamannya. Melepas segala ikatan yang pernah ia berikan pada perempuan itu. Segala cinta. Segala asa. Membiarkannya kembali bebas mengembara, mengarungi angkasa luas kehidupan. Toh iapun yakin, merpatinya itu pun `kan kembali pulang padanya. Seperti keyakinannnya pada matahari yang `kan kembali terbit esok hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun