Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pergi

8 Maret 2020   10:28 Diperbarui: 8 Maret 2020   15:36 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekian lama ia terpaku memandangi lukisan itu, menelusuri garis demi garis di sana. Begitu lekat, seperti mengeja sesuatu.

Sesaat, iapun membalikkan tubuhnya menatap Elma yang terduduk. Namun ia masih juga diam.

"Aku tahu kau begitu terluka. Toh aku pun merasakan keperihan yang sama.

"Jangan katakan aku tak pernah tulus mencintaimu. Bahkan bertahun-tahun, sejak kita belajar tentang kehidupan di sekolah hingga kita benar-benar menjalani kehidupan itu, kaulah lelaki yang selalu mengisi mimpi-mimpiku, menjadi teman, tema dan inspirasi. Meski pada akhirnya, rasa itu pun memendar...

"I don`t know why. Tapi, .... Itulah kenyataannya.

"Namun aku pun tak pernah bermaksud menghianatimu. Menafikan cintamu. Toh, betapapun sakitnya aku mempertahankan perasaan itu, aku tak pernah ingin melepasnya.

"Tiga tahun aku lalui hari-hari dalam kegamangan. Tanpa perasaan. Tanpa kepastian. Sampai akhirnya kuputuskan untuk menulis puisi itu, mengirimkan lukisan itu padamu.

"Aku lelah. Aku telah lelah. Aku tak bisa lagi terus lari dan sembunyi.

"Maafan aku, Yud." Elma menundukkan wajahnya, Sementara Yuda masih saja diam.

Lelaki itu melempar pandangannya. Ke kebiruan langit yang mulai temaram.

Suasana kembali hening. Hanya angin yang mendesah lirih dari pepohonan di halaman yang sesekali menghampiri, menyapu wajah mereka dan menggeraikan rambut panjang Elma yang dibiarkan tanpa ikatan, seolah memahami betapa pelik-rumit persoalan yang sedang mereka hadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun