Mohon tunggu...
Didik Djunaedi
Didik Djunaedi Mohon Tunggu... Editor - Penulis, Editor dan Penikmat Hiburan

Editor, penulis, dan penikmat hiburan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apple Music, Bisnis Musik dan Taylor Swift

9 Juli 2015   16:37 Diperbarui: 9 Juli 2015   16:45 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Akankah Apple Music Mengubah Peta Industri Musik"]

[/caption]

Akankah Apple Music Mengubah Peta Industri Musik

Salah satu fitur baru yang disematkan Apple pada iOS 8.4 adalah Apple Music. Dengan fitur ini pengguna perangkat produksi Apple seperti iPhone dan iPad akan merasakan pengalaman baru dalam menikmati musik, yakni berlangganan dan menikmati 3 bulan pertama gratis alias dapat menikmati hampir seluruh koleksi lagu yang ada di iTunes store, baik secara online maupun offline. Tumben, Apple berbaik hati seperti ini.

Mendengarkan lagu secara gratis secara streaming memang bukanlah hal baru dalam industri musik saat ini. Sebelumnya sudah ada beberapa website dan aplikasi yang memberikan layanan seperti itu, sebutlah Spotify, Guvera, dan Jango. Yang terbesar dan terkenal adalah Spotify yang sayangnya belum bisa melayani pendengar dari Indonesia. Lalu apa yang membuat Apple Music ini berbeda? Tentu saja nama besar Apple dengan jajaran produk gadget yang mendukungnya.

Apple telah beberapa kali menorehkan sejarah dalam mempertemukan teknologi dan industri musik. Pada era pasca-walkman, Apple seakan merevolusi cara dengar lagu secara mobile dengan meluncurkan iPod. Saat itu iPod telah menjadi nama generik bagi alat dengar lagu bergerak. Lalu, ketika penjualan album dan lagu fisik berupa CD dan kaset menurun di seluruh dunia, Apple menawarkan iTunes store sebagai gerai penjualan lagu secara online. Memang banyak website yang menyediakan layanan serupa, bahkan Google pun membuat toko musik serupa tapi iTunes menjadi barometer kesuksesan komersial lagu atau album penyanyi seluruh dunia setelah Billboard sebagai pemeringkat konvensional.

Apple dengan iTunes-nya di Indonesia memunculkan penyanyi-penyanyi baru yang berjaya pada eranya, sebut saja Tulus, Raisa, RAN, dan Kuntoaji. Mereka adalah generasi era iTunes yang lagu dan albumnya selalu berada di puncak. Nama-nama baru lain pun bermunculan dengan semangat indie dalam menelurkan single maupun album baru.

Kini, dengan Apple Music yang memberikan konsep berlangganan seakan memberi tawaran baru yang menarik bagi penikmat musik. Dengan membayar Rp69 ribu per bulan pengguna iPhone, iPad, atau iTunes di komputer Mac maupun Windows kita bisa menikmati jutaan lagu kapan pun dan di mana pun. Pembayaran itu untuk langganan individu (hanya satu orang pengguna), dengan langganan family seharga Rp109 ribu per bulan kita bisa berbagi dengan 6 pengguna. Wow, menarik ‘kan?

Lalu bagaimana dengan nasib pembelian lagu dan album di iTunes store? Masih akan ada. Lagu-lagu yang kita beli lewat iTunes store akan tersimpan abadi di Apple Music dan jika kita berhenti berlangganan, lagu dan album yang kita langgan akan terhapus sedangkan yang kita beli akan tetap bisa diakses.

Pemberian langganan gratis tiga bulan pertama yang diberitakan sebelum saat peluncuran inilah yang membuat Taylor Swift, salah satu penyanyi muda yang namanya berkibar saat ini, menulis surat terbuka ke Apple. Surat tersebut intinya keberatan Swift dengan pemberian gratis yang notabene akan berdampak tidak akan dibayarnya artis penyanyi selama 3 bulan pertama tersebut. Surat tersebut beredar bak virus di media konvensional maupun sosial. Sebelum akhirnya pihak Apple menanggapi surat tersebut yang menyatakan bahwa selama masa gratis penyanyi akan tetap mendapat bagian pembayaran royalty. Penyanyi cantik pembawa lagu hit Blank Space itu akhirnya bahagia mendengar tanggapan tersebut dan berita akan hadirnya Apple Music merebak luas dan memperoleh promosi gratis.

Apple Music dengan target pelanggan minimal 30 juta pengguna iTunes tentu saja bukan main-main. Ini akan menjadi mesin penghasil uang yang lain dari perusahaan bermarkas di Cupertino ini dan menjadi harapan baru industri musik secara umum. Akan tetapi, kita masih perlu bukti seiring berjalannya waktu, akankah Apple menorehkan tinta sejarah lagi sebagai pembaharu dalam industri musik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun