Mohon tunggu...
Dida Akmalia Sutrisno
Dida Akmalia Sutrisno Mohon Tunggu... -

simple me

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wanita dan Hedonisme

7 Juni 2012   15:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:17 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kenapa saya mengambil judul wanita dan hedonisme ?

mungkin dari perspektif saya sendiri wanita lebih dekat dengan yang namanya hedonisme, apabila mendengar gaya hidup hedon, pasti wanita lebih sensitif. gaya hidup hedon bisa jadi muncul karena pengaruh lingkungan keluarga, ya, saya beranggapan demikian karena faktor keluarga memang mempunyai peran lebih dalam proses pembentukan anak kelak. apabila anak dari kecil sudah diajarkan dengan gaya hidup mewah, jauh dari keserhanaan, maka yang muncul adalah regenerasi orang-orang hedon tersebut, orang-orang yang merasa bahwa Tuhannya adalah uang. mengapa demikian? yang ada difikiran orang-orang itu adalah meraka menghabiskan uang sesuka hati dan mereka tidak bisa menjamin mereka akan hidup normal ketika mereka tidak punya uang. mereka lebih mementingkan kenikmatan sesaat,kesenangan merupakan hal penting yang mereka inginkan dalam hidup. mereka tidak akan peduli seberapa banyak orang yang masih susah mencari sesuap nasi, karena yang mereka fikirkan adalah bagaimana mereka bisa hura-hura melakukan wisata kuliner. mereka tidak akan pernah memikirkan proyek hidup jangka panjang, yang mereka fikirkan hanyalah bagaimana mereka dapat bersenang-senang, menghabiskan uang dengan belanja, karaoke, nongkrong, dsb.

saya pribadi pun merasa terkadang saya terkena virus gaya hidup hedon tersebut, apalagi ketika saya berada di lingkungan teman-teman yang memang seperti itu. dari jaman SMA hingga kuliah semester3 itu saya masih demikian, kuliah saya anggap suatu keterpaksaan karena orangtua menginginkan saya kuliah d Kota Gudeg, selama itu saya hanya  menjadi mahasiswa KuNo- Kuliah Nongkrong - saja, namun saya ada sedikit terenyuh ketika saya mulai menyadari, dan melihat teman-teman sekeliling saya yang ternyata mereka dengan segala kesederhanaanya, kemandiriannya, mereka mampu menjadi wanita yang cerdas, wanita yang dapat mengeksplorasi dirinya ke arah yang lebih baik dengan kondisi keuangan yang minim, dan tentunya hal itu saya apresiasi dengan sangat baik bahwa hal yang pernah dulu saya lakukan dengan segala gaya hidup yang tidak bermanfaat itu bisa saya tinggalkan pelan-pelan dan tentunya merubah hidup saya ke arah yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun