Mohon tunggu...
Dicky Wibowo
Dicky Wibowo Mohon Tunggu... dokter hewan -

Instagram: Mlaku Wae Project / Menulis di www.mlakuwae.blogspot.co.id serta menulis fiksi di www.pawonfiksi.blogspot.co.id / dokter hewan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teroris Ancaman Kita Bersama

14 Mei 2018   12:05 Diperbarui: 14 Mei 2018   12:14 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2018 disebut-sebut menjadi tahun panas, panas bukan dari perubahan musim yang "aneh" ini, melainkan di tahun ini merupakan tahun politik. Disebut tahun politik karena terdapat banyak even pilkada dan juga merupakan masa menjelang pemilu dan pilpres 2019. Menurut hemat penulis, suasana tahun ini terlihat panas akibat massa pendukung saling tidak mengedepankan kesantunan baik di media sosial maupun di dunia nyata. Suasana yang panas, karena iklim politik dan musim kemarau tahun ini bertambah ketika terjadi kericuhan napi teroris, kemudian disusul teror bom di Surabaya.

Dalam satu hari terdapat lebih dari satu serangan teroris bermediakan bom di satu kota, Surabaya. Tindakan seperti itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang keji dan mungkin punya kelainan psikopat. Ijinkan penulis ikut mengutuk kebiadaban para pelaku teror bom tersebut. Sampai tulisan kecil ini dibuat, penulis belum mendapatkan berita mengenai motif atau pesan apa yang disampaikan oleh pelaku teror. Namun, mungkin juga mereka hendak memberi pesan bahwa jaringan teror masih berkeliaran di bumi Nusantara ini.

Fakta mengatakan bahwa setiap pelaku teror (bermediakan bom) beragama Islam tidak bisa terbantahkan. Mereka beragama tetapi menyalahgunakan agama. Tulisan kecil ini bukan berarti menyudutkan agama Islam, karena penulis sangat meyakini Islam adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin, Rahmat yang sifatnya universal, bukan hanya bagi pemeluknya saja.

Dengan adanya fakta tersebut, bahkan dipertegas oleh mantan napi teroris bom yang sudah kembali ke jalan yang benar, maka diperlukan sebuah pemikiran mendalam oleh kita, sebagai umat Islam, atau otokritik, sudah benarkah kita memahami dan menerapkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin.

Pemikiran penulis melayang sekitar beberapa tahun lalu dimana penulis pernah mengingatkan seorang kawan untuk berhati-hati memilih "pengajian", karena bukan Islam ajaran Rosulullah yang Rahmatan Lil Alamin yang didapat melainkan Islam yang menyimpang yang suka meneriakkan "bunuh, darahnya halal dan thagut" yang akan mendarah daging. Mengerikan sekali, padahal darah dan bunuh bukannya mainan iblis?

Hemat penulis, mereka para pelaku bom dikabarkan tergabung dengan kelompok yang berafiliasi dengan ISIS yang notabene menurut penulis adalah kelompok yang mengatasnamakan Islam (khilafah berbasia Islam) yang sangat-sangat menyimpang, dan masih banyak lagi anggota mereka yang siap melakukan hal serupa maka perlu lah dari kita sebagai umat beragama dan bagian dari bangsa Indonesia untuk terus waspada.

Menurut hemat penulis lagi, ISIS beserta kelompok lokalnya (para teroris) bukanlah ancaman kriminal biasa melainkan ancaman terhadap kedaulatan negara, oleh karena itu mohon supaya Pemerintah merampungkan RUU Anti-Terorisme. Juga penulis berharap, pemerintah dan juga wakil rakyat sekiranya dapat mencontoh Presiden Duterte, dimana dapat mengesampingkan HAM dalam mengatasi terorisme seperti ini, karena pemberantasan terorisme sejatinya menyelamatkan jutaan HAM warga negara.

Selain itu, kita sebagai umat Islam sudah sepantasnya mengevaluasi apakah di sekitar kita banyak ujaran ataupun ajaran yang memberi celah terhadap calon pelaku teror, baik itu datangnya dari kita sebagai umat ataupun yang mengatasnamakan diri sebagai "ulama".

Salam,

Penulis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun