Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Pakaian Baru di Hari Lebaran

7 Juli 2016   06:06 Diperbarui: 7 Juli 2016   08:34 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: photo.elsoar.com

Hari lebaran seperti ini rasanya ada yang kurang kalau tidak menulis dengan tema lebaran. Saya akan mengulas sedikit tentang pakaian baru di hari raya.

Tentu sebagian dari kita masih ingat waktu kita kecil dulu dimana setiap hari raya orang tua kita selalu membelikan kita barang-barang baru, seperti peci baru, pakaian baru, sepatu baru, ataupun sandal baru. Dan kita sebagai anak-anak tentu akan dengan sangat bangga memakainya. Memamerkannya pada teman-teman seusia kita yang tentunya tidak kalah menterengnya dengan pakaian-pakaian baru mereka pula.

Semakin dewasa, sebagian dari kita mulai meninggalkan kebiasaan serba baru di hari lebaran ini. Tapi, menurut saya, memakai pakaian baru di hari raya tetap harus dipertahankan. Terutama buat kita sebagai orang dewasa. Tapi tentunya pakaian disini bukanlah sembarang pakaian. Pakaian disini adalah pakaian ketakwaan.

Peci baru sebagai penutup kepala. Di hari raya ini, kita harus membuang jauh-jauh peci lama kita yang sudah usang dan berlubang. Peci pikiran negatif yang penuh dengan prasangka buruk pada orang lain. Peci pesimis yang membuat kita selalu memandang hidup tidak adil, tidak berpihak pada kita, dan bahwa keadaanlah yang salah. Pakailah peci pikiran positif kita yang baru. Peci yang membuat kita lebih optimis menghadapi segala bentuk tantangan kehidupan. Peci yang mengubah cara pandang kita pada hal-hal di sekitar kita dari sisi yang lebih baik. Bahwa selalu ada hikmah dari setiap peristiwa yang kita alami.

Gunakan pakaian baru kita. Pakaian takwa yang menutupi badan dimana ada hati di dalamnya. Buang pakaian lama. Pakaian emosi, amarah, iri, dengki, dan sifat-sifat perusak hati lainnya yang mungkin selama ini kita pakai. Disadari atau tidak disadari. Mari kita ganti pakaian tersebut dengan pakaian baru keikhlasan, pakaian sabar, dan pakaian berserah diri. Pakaian baru (baca: hati) yang membuat kita selalu ingat pada-Nya.

Sepatu baru. Buang sepatu usang kita. Sepatu kemalasan yang membuat kita berat melangkah ke masjid, ke majelis-majelis ilmu, atau ke tempat-tempat yang baik. Pakai sepatu baru ketakwaan kita yang bisa meringankan langkah kita ke tempat-tempat yang baik, ke tempat-tempat yang bermanfaat, dan memberatkan langkah kita ke tempat-tempat yang buruk ataupun tidak berguna.

Pakaian baru ketakwaan ini sangatlah penting untuk kita pakai di hari raya ini. Pakailah pakaian ini kapanpun dan dimanapun. Selepas dari bulan Ramadhan sebagai bulan pendidikan dan penuh rahmat ini. Pakaian ketakwaan yang membuat kita mampu menghadapi tantangan 11 bulan ke depan sampai kita bertemu kembali dengan Ramadhan berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun