Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Smiling Depression dan 6 Tandanya untuk Kita Lebih Berhati-hati

24 Agustus 2020   16:56 Diperbarui: 24 Agustus 2020   16:54 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya akan mengawali artikel kali ini dengan kisah tentang seorang wanita. Sebut saja dia bernama Tina. Dia baru saja lulus kuliah. Ketika dia beranjak remaja, dia didiagnosis mengidap GAD (Generalized Anxiety Disorder) dan depresi ringan.

Semua orang sangat kaget mengetahui kebenaran itu.

Kenapa?

Karena Tina adalah seorang yang ceria dan selalu tersenyum. Dan itulah kata kunci pada artikel kali ini. Tersenyum.

Di balik senyumannya, Tina menyembunyikan rahasianya dari seluruh dunia. Rahasia itu adalah rasa sakit yang dia sendiri ngga tahu harus berbuat apa dengannya.

Dan ngga ada seorang pun yang tahu apa yang Tina rasakan karena dia begitu pandai memakai "topeng" yang sudah lama dia kenakan. Semua orang ngga bisa melihat apa yang ada di balik topeng yang selalu tersenyum itu.

Kebanyakan orang ketika mereka memikirkan tentang orang depresi, yang terpikirkan adalah mereka akan melihat seseorang yang terlihat sangat sedih atau sering berteriak-teriak.

Itu mungkin tampak sebagai ciri khas depresi, tapi ngga semua orang yang mengalami depresi atau episode depresi dalam hidup mereka akan menunjukkan ciri seperti itu. Mereka ngga menunjukkan apa yang sedang mereka rasakan.

Akibatnya, jenis depresi seperti itu seringkali ngga terdeteksi. Dan inilah yang akan saya tuliskan pada artikel ini. Smiling depression. Sebuah istilah untuk seseorang yang hidup dengan depresi dalam dirinya sambil tetap tampak sangat bahagia atau puas di luar.

Sebelumnya saya mau sampaikan pada anda bahwa artikel ini dibuat dengan tujuan untuk saling berbagi dan saya tuliskan berdasarkan minat saya saja. Jadi, artikel ini sama sekali ngga dimaksudkan untuk digunakan sebagai sarana mendiagnosis depresi entah pada diri anda maupun orang lain yang anda kenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun