Mohon tunggu...
Dicka AyuHardini
Dicka AyuHardini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa di salah satu oerguruan tinggi swasta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Stunting pada Tingkat Kecerdasan Anak Indonesia

28 Januari 2020   01:13 Diperbarui: 28 Januari 2020   01:16 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

       Beban ganda (Double Burden) malnutrisi masih menjadi masalah utama di seluruh dunia terutama di negara berkembang seperti indonesia. Kelaparan dan kekurangan gizi berkontribusi bagi kematian dini ibu, bayi dan anak - anak, serta gangguan  perkembangan fisik dan otak di saat dewasa (WHO, 2016) salah satu bentuk dari masalah kekurangan gizi adalah stunting.

         Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan linear tubuh anak menjadi pendek atau sangat pendek yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena konsumsi makanan dengan kualitas dan jumlah rendah jangka panjang yang dikombinasikan dengan morbiditas, penyakit infeksi, dan masalah lingkungan serta kegagalan dalam usaha tumbuh kejar (catch up growth) . Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks panjang badan dibanding umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan ambang batas (Z-score) <-2 Standar Deviasi (SD) (Kemenkes, 2014; Riskesdas, 2013; WHO, 2014)

          Stunting merupakan masalah gizi yang paling banyak di temukan pada anak indonesia. indonesia menduduki pringkat ke lima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun tingginya di bawah rata - rata. Meskipun sekarang Proporsi stunting atau balita pendek karena kurang gizi kronik turun dari 37,2% (riskesdas 2013), menjadi 30,8% (riskesdas 2018) prevalensi stunting masih tergolong tinggi.

       Stunting dapat terjadi karena faktor penyebab langsung dan tidak langsung. faktor langsung terdiri dari berat badan bayi lahir, status gizi ibu sebelum hamil, saat hamil, dan saat menuyusui,. sedangkan faktor tidak langsung terdiri dari ketahanan  pangan berupa ketersediaan, keterjangkauan, akses makanan bergizi, tingkat pendidikan, pola asuh, persediaan air bersih dan sanitasi yang buruk, dan asupan zat gizi dalam makanan.

      stunting memiliki dampak jangka panjang dan jangka pendek. dampak jangka pendek terdiri dari peningkatan mortalitas dan morbiditas, penurunan fungsi kognitif, motorik dan bahasa sedangkan dampak jangka panjang terdiri dari penurunan  tinggi badan saat dewasa, obesitas, penurunan kesehatan reproduksi, penurunan performa di sekolah, kapasitas belajar tidak maksimaln dan penurunan produktivitas dan kapasitas kerja. Keadaan stunting  dapat menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional otak selama masa pertumbuhan dan perkembangannya. gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak dalam jangka panjang  pada anak stunting menyebabkan perubahan metabolisme neurotransmitter hingga perubahan anatomi otal apabila stunting terjadi pada masa golden periode perkembangan (0-3 tahun), maka berakibat pada perkembangan otak menjadi tidak baik yang kemudian akan membatasi intelektual anak stunting menjadi rendah.

Sebuah Penelitian membuktikan bahwa tingkat kecerdasan intelektual anak yang sejak balita mengalami stunting lebih rendah dilihat dari skor IQ dibandingkan dengan anak non-stunting . Hasil penelitian lain yang mendukung mengatakan bahwa anak pada awal usia 6-9 tahun yang sewaktu balita menderita kekurangan gizi memiliki rata-rata IQ (Intelligence Quotient) yang lebih rendah 13,7 poin dibandingkan dengan anak yang tidak pernah mengalami kekurangan gizi semasa balita (UNICEF, 2013).

Perkembangan kognitif pada anak mulai terbentuk pada usia di bawah 5 tahun.  upaya penanganan dan pencegahan stunting harus di lakukan sedini mungkin keluarga dapat berperan aktif dalam pemenuhan gizi pada anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun