Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Dari Mana Asal Nama Betawi?

15 Mei 2016   18:16 Diperbarui: 15 Mei 2016   18:39 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingat dengan status di media sosialnya yang mengatakan bahwa dirinya adalah orang keturunan asli kota Jakarta. Orang-orang asli jakarta tersebut sering disebut dengan orang Betawi.

Tetapi ketika aku tanya kepada rekan ku tadi, dia tidak mengetahui asal mula nama Betawi yang mkenjadi identitas dirinya tersebut. Jadi sebenarnya dari manakah nama Betawi itu, mari simak ulasan berikut.

Sebenarnya ada beberapa versi yang merebak di masyarakat mengenai nama Betawi itu sendiri. Ada yang beranggapan nama Betawi tersebut merupakan turunan dari kata Batavia. Untuk mempermudah penamaan oleh lidah orang pribumi, huruf “V” diganti dengan huruf “W”. Sehingga berganti menjadi Batawi, atau sekarag sering disebut dengan Betawi.

Ada lagi yang beranggapan mengenai asal usul nama Betawi itu dari bahasa melayu. Nama Betawi atau di Brunei Darusalam dikenal dengan Pitawi itu berarti Giwang. Hal ini selaras dengan penemuan situs arkeologi di Babelan, Bekasi yang terdapat artefak berupa giwang.

Opini selanjutnya meruntut pada situs candi di daerah Batu Jaya, Karawang. Kata Betawi atau Pitawi yang diambil dari bahasa melayu polynesia purba berarti larangan.

Selanjutnya ada masyarakat yang menilai bahwa Betawi itu merupakan nama yang diberikan ketika perang terjadi antara penduduk pribumi melawan penjajah Belanda. Saat itu terjadi pertempuran sengit antara kedua kubu tersebut.

Tetapi dengan sumber daya yang ala kadarnya penduduk pribumi semakin tertekan melawan VOC yang membawa segala persenjataan berat mereka. Warga pribumi hanya mampu melawannya dengan bambu runcing yang saat itu marak digunakan masyarakat untuk melawan VOC. Lama kelamaan persenjataan pribumi mulai menipis, tepat di dekat kubu pribumi terdapat tempat pembuangan akhir yang berisi kotoran manusia. Kotoran tersebut akhirnya digunakan untuk melawan balik VOC.

Pasukan penjajah yang terkena lemparan kotoran tersebut mencium bau yang sangat menyengat. Akhirnya mereka berteriak “bau tai” dengan logat barat mereka. Akhirnya warga pribumi sering di sebut Betawi agar mempermudah penamaan sekaligus mengenang pertempuran sengit tersebut.

Anggapan itu langsung dibantah oleh Budayawan asal Betawi, Yahya Andi Saputra. Dia merasa tidak masuk di akal opini semacam itu, terdapat kesan bahwa orang Indonesia dianggap bodoh jika percaya opini tersebut.

Salah satu yang paling banyak dipercaya oleh para budayawan maupun sejarawan asal Betawi sendiri adalah tanaman bernama cassia glauca, atau Wiulingin Betawi alias ketenteng dalam bahasa Betawi. Versi ini lebih dipercaya mengacu dari banyaknya nama jalan menggunakan nama pepohonan seperti Kebin Jeruk, Kebon Kacang, Kebon Nanas, dll.

Lalu versi mana yang Kompasianer percayai? Tulisan ini sendiri saya daur ulang dari hasil liputan saya terdahulu.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun