Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Konsep "Green Belt" hingga Saling Cabik "Kue Semen" dengan China

17 Desember 2018   20:07 Diperbarui: 17 Desember 2018   20:41 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alam berperan penting bagi kelangsungan hidup berbagai spesies di muka bumi, termasuk manusia. Di sana, pasokan makanan dan minuman hadir sebagai bekal masyarakat dunia untuk tumbuh, bahkan melaluinya pula oksigen, faktor kunci kehidupan kita diperoleh.

Menjaga kualitas alam tetap prima menjadi agenda besar warga bumi karena sampai detik ini, planet tempat kita bernaung dianggap sudah tua akibat tercemari oleh polusi. Aktivitas penambangan digadang-gadang jadi salah satu faktor penyebab rusaknya ekosistem.

Namun jangan terlalu skeptis, Manager of Land Reclamation PT Semen Indonesia, Eko Purnomo menyangsikan anggapan ini. Menurutnya, kantor tempatnya bernaung amat peduli dengan kelangsungan alam, terutama bekas tambangnya.

Dalam acara "lebarannya para blogger se-Indonesia" Kompasianival 2018 yang lalu, ia memberikan pemaparan tentang konsep "Green Mining For Sustainability", yakni program penambangan yang ramah lingkungan. Ada berbagai macam cara dilakukan, mulai dari pembuatan sumur pantau untuk menjamin keberadaan air di dalam tanah, penggunaan alat surface miner untuk mengikis lapisan tanah, dan konsep green belt.

Cara paling terakhir amat menarik, ternyata mereka mau mengalokasikan sebagian lahan yang seharusnya bisa ditambang, untuk ditanami berbagai macam tumbuhan. Pemerintah sebetulnya telah menetapkan area seluas lima meter sebagai lokasi penghijauan, tapi di PT. Semen Indonesia, mereka mengalokasikan 10 kali lipatnya.

"Green belt kita jika sesuai dengan peraturan, hanya lima meter tapi kita lebihkan jadi 50 meter. Kita hitung-hitung sudah berapa banyak cadangan yang dibuang dalam tanda kutip dan ini hanya dipakai oleh Semen Indonesia saja. Kita tahu kalau tambang menghasilkan dampak seperti debu, kebisingan, ada getaran dari kegiatan alat berat. Nah green belt itu filter semuanya itu," katanya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Sebelum penambangan dilakukan dan green belt dibuat, pihaknya menganalisis dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) tentang gambaran rinci soal vegetasi penghuni area yang hendak ditambang, sampai pada jenis pohon dan satwa di sana.

Melalui data tersebut, area yang awalnya dibersihkan menjadi daratan, kembali ditanami jenis tanaman yang tertera di dokumen Amdal. Di sela-sela pepohonan rimbun itu, dapat ditumbuhi tanaman kacang-kacangan atau pohon buah seperti mangga, sukun, atau kelengkeng yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Bahkan agar warga sekitar lokasi penambangan makin merasakan dampak positif dari proyek tersebut, pihaknya tengah mengembangkan tanaman kayu putih. Tujuannya agar masyarakat yang juga disebut sebagai petani green belt dapat diberdayakan dalam proses penyulingan sehingga makin menyerap tenaga kerja.

Agar konsep penambangan ramah lingkungan itu sukses dilakukan, Eko mengaku bahwa selama ini mereka melakukan aktivitas penambangan sedikit demi sedikit, dari barat hingga timur yang biasanya dibagi dalam beberapa zona.

Bila satu zona rampung ditambang, lahan tersebut akan dikembalikan kehijauannya dengan penanaman kembali, barulah area penambangan berpindah. Begitulah seterusnya hingga seluruh area telah habis ditambang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun