Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kudeta Turki: Kenapa Kantor Media Massa Harus Ditaklukkan?

21 Juli 2016   21:28 Diperbarui: 23 Juli 2016   10:13 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: aktual.com

Propaganda merupakan hal menakutkan di media massa mengingat efeknya bagi khalayak. Bahkan, saking menakutkannya efek propaganda, sewaktu saya mengambil jurusan komunikasi sewaktu menyandang sarjana strata satu propaganda menjadi satu mata kuliah khusus.

Nilai media masa yang memiliki penyebaran informasi tak mengenal batasan ruang dan waktu pasti memiliki efek yang amat besar. Masyarakat yang tidak berdaya dengan propaganda tadi dengan latar belakang pendidikan minim, pastilah menelan mentah-mentah propaganda tadi.

Lihatlah iklan yang setiap hari hilir mudik di media massa kita, masyarakat dengan melihat iklan dengan kemasan menarik pasti tertarik mencoba atau bahkan menjadikan produk dagangan iklan itu sebagai sebuah keharusan untuk dimiliki. Contohnya saja keberhasilan branding oleh perusahaan mi instan asal Indonesia, yaitu Indomie, apa yang Anda cari bukan mi dari jenis lain di warung tapi pasti membeli Indomie atau contoh yang lebih hebat adalah Aqua.

Bagaimana brand ini selalu terngiang di telinga kita warga Indonesia yang setiap membeli air mineral kemasan pasti menyebut, "Bang, beli aqua," walau yang dibeli nyatanya adalah air mineral kemasan dan terkadang yang tersedia adalah air kemasan dari merek lain tapi kita tetap membelinya. Karena apa? Karena yang kita cari adalah air mineral kemasan, bukan Aqua.

Kembali ke kasus kudeta militer Turki, mereka menduduki kantor berita CNN Turki karena mereka tahu kekuatan media tersebut di kancah Internasional. Mereka tidak menginginkan dunia tahu aksi kudeta tersebut. Karena jika masyarakat dunia mengetahuinya, hujatan akan dilayangkan masyarakat dunia terhadap aksi pendongkelan presiden tersebut. Ini dapat dilihat jika kita memantau layar kaca yang mengatakan bahwa militer pelaku kudeta memberhentikan siaran CNN Turki dengan paksa.

Dampak lainnya adalah kisruh tadi dapat mengancam kestabilan ekonomi, dalam hal ini tersendatnya modal asing yang masuk. Para pengusaha takut menamkan modalnya karena keamanan tidak bisa dikuasai.

Salah satu kemajuan ekonomi sebuah bangsa tidak bisa lepas dari peranan modal asing di dalamnya. Pemodal mau menanamkan modalnya salah satu acuannya adalah kestabilan keamanan di samping politik dan ekonomi negara tersebut. Jika keamanan tidak stabil, akan berisiko terhadap gelombang massa yang ramai-ramai melakukan aksi demo dan berakibat pada penurunan produktivitas perusahaan. Di samping itu, aksi kekerasan dan penghancuran sebuah objek bisa terjadi kemudian mengakibatkan perusahaan merugi.

Sumber Gambar: foto.okezone.com
Sumber Gambar: foto.okezone.com
Beda turki beda kudeta G30S, para pengkudeta tadi menduduki kantor Radio RRI karena ingin menyebarkan kebencian kepada masyarakat terhadap PKI. Kenapa saya katakan demikian? Karena pengkudeta mengatasnamakan dirinya sebagai golongan PKI yang menginisiasi aksi pemberontakan berujung genosida tersebut.

Rakayat yang marah serta dorongan militer melakukan tindakan cepat dengan menangkap para pelaku serta membumihanguskan PKI. Orang yang dituduh sebagai penganut komunis dibunuh secara keji. Dan itulah pesan propaganda tadi sehingga kudeta sekaligus penghilangan komunis dari tanah Indonesia sukses.

Menurut saya, kita sebagai masyarakat yang telah melek media massa seharusnya mau tak mau, suka tidak suka, mampu menyeleksi setiap informasi yang akan diterima secara mentah-mentah. Lakukanlah verifikasi terlebih dahulu sebelum bersikap terhadap sebuah informasi.

Karena hari-hari kita di penuhi oleh propaganda baik tersirat maupun tersurat. Karena apa? Ya tengoklah wajah media massa hari ini, siapa pemilik mereka? Pemiliknya tidak lain adalah pengusaha dan politisi yang memiliki niatan mengembangkan usahanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun