Mohon tunggu...
Dias Ashari
Dias Ashari Mohon Tunggu... Penulis - Wanita yang bermimpi GILA, itu akuuu..

Mantan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Biarkan "Monster" Itu Bersemayam dalam Diri

19 Juni 2023   10:35 Diperbarui: 19 Juni 2023   13:53 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Turning Red 2022 (Bing.com)

Pernah ga sih ? awalnya hidup kalian itu tenang, tiba-tiba datang seseorang yang entah atas dasar apa dia selalu mengusik kehidupanmu. Bagi seorang people pleaser tentu ketika tidak diperlakukan dengan baik maka secara otomatis akan memafaakan secara langsung orang yang menyakitinya tanpa ada sedikitpun konfirmasi dan validasi atas apa yang dirasakannya. Sikap inilah yang justru tidak memberikan kesempatan kepada people pleaser untuk sejenak merasakan semua emosi yang ada dalam dirinya. People pleaser hanya mendeteksi satu rasa yaitu bagaimana dirinya terlihat baik-baik saja sekalipun tidak mendapatkan perlakuan baik dari orang sekitarnya. Dengan demikian people pleaser hanya memikirkan bagaimana membuat orang lain bahagia dengan memenuhi segala ekspektasi yang dibebankan pada dirinya.

Seorang people pleaser cenderung memiliki boundaries yang sangat rendah. Hal ini menjadikan dirinya menormalisasi segala bentuk perlakuan yang kurang baik itu secara wajar dengan asumsi bahwa hal itu akan selesai hanya dengan cara memaafkan pelaku. Wajar ketika mendapat bully seorang people pleaser cenderung membutuhkan waktu yang lama untuk mendeteksi hal tersebut.

Meskipun karakter positif people pleaser yang selalu memaafkan dengan mudah kesalahan orang lain ini patut diacungi jempol. Namun tidak menutup kemungkinan jika suatu hari people pleaser menyadari bahwa dirinya berharga maka karakternya bisa berubah 180 derajat menjadi kebalikannya. Kebiasaanya yang kurang mampu untuk mengekspresikan perasaan tentu bisa menjadi bumerang dan bom waktu bagi dirinya.

Ketika people pleaser ingin melawan perlakuan yang kurang baik dari pembully tentu dirinya harus menciptakan boundaries dalam dirinya. Dilansir dalam artikel Linov Hr dikatakan bahwa boundaries merupakan batasan atau jarak yang diterapkan dalam hubungan sosial. Batasan ini sangat berpengaruh bagi kesejahteraan dan kesehatan mental seseorang. Hal ini dilakukan untuk menyadarkan diri ketika orang lain sudah bersikap melampaui batas.

Namun seringkali boundaries yang diterapkan oleh people pleaser ini cenderung sangat tinggi. Maka hal ini benar-benar menutup kemungkinan rasa percaya kepada orang lain. Bukan hanya kepada pelaku pembully namun juga kepada orang baru yang dia temui. Seperti halnya people pleaser yang bisa memaafkan siapa saja tanpa melihat batasan. Hal ini pun menjadi bias ketika dirinya menciptakan boundaries. Sehingga cenderung tidak bisa membedakan kapan batasan itu perlu digunakan dan tidak perlu digunakan. Sikap yang cenderung dinilai memukul rata semua pihak ini sebetulnya menjadi kekhawatiran dan upaya untuk melindungi dirinya agar tidak mendapat perlakuan yang sama.

Ibarat gunung meletus yang berawal dari endapan magma dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Begitupun dengan emosi-emosi yang terpendam begitu lama tentu akan menjadi bom waktu. Seperti laharnya yang membumihanguskan lingkungan. Begitupun ledakan emosi yang dapat berimbas menyakiti orang sekitarnya.

Di dunia ini memang ada hal yang bisa dikendalikan dan tidak bisa kita kendalikan. Begitupun dengan kasus diatas. Sebetulnya sikap orang lain  berada diluar kendali kita. Maka idealnya kita yang harus mampu mengendalikan diri sendiri untuk merespon sikap orang lain. Namun perlu dicatat jika tidak mampu maka jangan memaksakan. Jika bertahan hanya membuat batasan itu semakin tinggi. Bahkan kamu menciptakan monster yang mengendalikanmu. Maka solusi jangka pendek terbaik adalah rehat sejenak dan menjauh dari sumbernya. Sayangi dirimu jangan biarkan monster dalam diri itu berkembang semakin subur hingga pada akhirnya kamu melukai semua orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun