Mohon tunggu...
Dian Yunita
Dian Yunita Mohon Tunggu... -

Suka Jalan-jalan :)\r\n\r\nhttp://www.pakettourmurahkebali.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Poin Penting Penolakan Hukuman Mati Atas Andrew Chan dan Myuran Sukumaran

16 Mei 2015   05:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:58 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Andre dan Myuran sudah meninggal, namun luputnya pemberitaan media dalam negeri, yang sama sekali tidak mengungkap fakta atas apa saja yang telah mereka lakukan selama di penjara, tidak ada satu media pun yang mengungkapkan kehidupan mereka didalam penjara, malah mengambil contoh lain, pelaku lain dengan perulangan kejahatan. Bagaimana mereka berubah, apa yang mendasari perubahan mereka. Dimana hal inilah yang menjadi POIN PENTING, yang mengundang banyak simpatisan dalam berbagai tindakan,  hingga kemudian mendesak perdana menteri mereka untuk berusaha menghindarkan Andre dan Myuran dari hukuman mati. Karena  yakin bahwa mereka akan lebih berguna dan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan sistem lembaga pemasyarakatan di Indonesia.

Walaupun orang yang sudah mati tidak bisa dihidupkan lagi, hal ini sepatutnya perlu diketahui untuk melengkapkan informasi.

Apa saja yang telah mereka lakukan selama 10 tahun di Penjara ?

Dengan bantuan dari lembaga pemasyarakatan Kerobokan Andre dan Myuran mempelopori, mengembangkan dan menghasilkan beragam pelatihan keterampilan dan Konseling : Kelas Bahasa Inggris, Kelas Menari, Keahlian menggunting rambut, mendesain dan mencetak kaos, memfasilitasi pembuatan kerajinan perak, konseling rehabilitasi pecandu narkoba, kelas filosofi, martial art,  keterampilan memperbaiki dan menghias papan surfing, kelas melukis dan tentunya masih banyak lagi secara personal.

https://www.youtube.com/watch?v=IXAZODH-WGA

Dimana satu kegiatan mendukung pendanaan dan pengembangan kegiatan lainnya, contohnya usaha dari hasil penjualan lukisan digunakan untuk membeli beberapa komputer dan digunakan untuk membuka kelas komputer, tidak itu saja, mereka bahkan menyumbangkan puluhan juta rupiah untuk salah satu penghuni lapas kerobokan, seorang perempuan yang terkena kanker. Tidak hanya dari segi materi, mereka juga terus mengembangkan diri untuk dapat mengajarkan lebih banyak, sebagai contoh Myuran melakukan kuliah jarak jauh untuk meraih gelar Bachelornya dalam bidang art, demikian pula pemerintahnya mengirimkan mentor untuk mengarahkan skillnya tersebut. Sedangkan Andre belajar Teologia dan secara aktif memberikan konseling, mengajak dan memimpin banyak doa bersama.

10 Tahun bukan waktu yang singkat dalam pembentukan sikap, mereka berjuang dan itu tidak mudah dalam kehidupan di penjara, di saat tahanan lainnya semakin terjerumus dalam penggunaan narkotika, di saat terpidana lainnya kembali melakukan tindak kejahatan yang sama, mereka sebaliknya,  terus berjuang memperbaiki kesalahan masa lalu dan memaksimalkan hidup agar berguna bagi kehidupan itu sendiri. Dalam salah satu wawancara, Myuran mengatakan
"Saya hanya ingin mereka tetap melanjutkan kehidupan diluar sana dengan bekal keterampilan yang sedikit ini, agar nantinya mereka bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya dan tidak kembali kesini. lebih dari itu agar semuanya tetap berkreasi dan tetap melakukan kegiatan positif di dalam sini, saya begitu bahagia, sebelumnya saya belum pernah berguna bagi kehidupan sebanyak yang telah saya lakukan sejak berada didalam penjara"

Kisah dari teman - teman Myuran dan Andre selama interaksi mereka di penjara, bagaimana kepedulian Andre dan Myuran memberikan arah yang lebih positif dalam kehidupan mereka :

https://www.youtube.com/watch?v=2891J3z011o
https://www.youtube.com/watch?v=V4SwbHl_Eq8

Hal inilah yang mengilhami banyak orang berusaha memperjuangkan mereka, lain halnya reaksi terhadap terpidana lainnya, hal inilah yang tidak diungkap oleh media dalam negeri (yang mengulang-ulang keseragaman informasi mendekati doktrinisasi). Yang gagal diduplikasi, kembangkan dan diterapkan di lembaga pemasyarakatan lainnya. Tidak ada lembaga pemasyarakatan lainnya yang memiliki dan mengembangkan kegiatan yang mereka ciptakan. Dimana secara jernih dapat kita pahami, orang yang dibatasi ruang geraknya tanpa kegiatan apapun akan suntuk, berindikasi berbuat ke arah negatif, hal inilah yang berusaha mereka hindarkan.
Andaikata pun kegiatan ini kemudian dilakukan oleh otoritas lembaga pemasyarakatan pendekatannya akan menjadi suatu keharusan, sementara sifat dasar manusia akan menolak pemaksaan, efeknya akan lain jika dibangun dari pelaku sendiri.

Semoga sedikit informasi ini dapat melengkapi fakta, paling tidak melengkapi pemahaman atas apa yang telah terjadi, for example kembali ke awal kejadian, berapa yang mengetahui sebelum berkomentar mengenai penyelamatan - perlindungan ANAK BANGSA. Pada kenyataannya mereka menyelundupkan heroin ke Australia dan bukan ke Indonesia, dalam konteks ini ANAK BANGSA siapa yang paling dibahayakan ? Terimakasih yang besar kepada aparat keamanan dan pemerintah yang telah menangkap mereka 10 tahun yang lalu, yang telah menyelamatkan banyak nyawa "ANAK BANGSA-BANGSA". Namun pembunuhan terhadap mereka setelah apa yang mereka lakukan dalam rentang waktu tersebut ? bukti nyata perubahan, pribadi-pribadi  yang menginspirasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun