Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Blogger

Penulis, Blogger, Alumnus Pascasarjana PAI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wana Wisata Batu Kuda, Tempat Pelarian Ternyaman dari Panasnya Udara Kota

7 Oktober 2025   11:11 Diperbarui: 7 Oktober 2025   11:11 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wana Wisata Batu Kuda (dokumen pribadi)

Tinggal di daerah pegunungan lalu pergi berkunjung ke rumah saudara yang ada di kota, baru sebentar saja sudah kegerahan. Kayak ikan jauh dari air, kelabakan dan benar-benar gak nyaman. Beruntung ada hutan pinus Batu Kuda yang tidak jauh dari tempat tinggal saudara.

Pagi itu seperti biasa udara di Pacet masih terasa sejuk, 19'C. Saya dan suami bersiap untuk pergi ke rumah saudara yang ada di Cibiru Bandung untuk bertemu dengan keponakan baru. Bertolak pukul 08:30 dari rumah sampai di sana sekitar pukul 10:00. Cukup jauh memang.

Seperti pindah alam, udara Cibiru yang kini tidak sesejuk dulu membuat kami merasa tidak nyaman. Tidak lagi seperti dulu saat saya kuliah dan tinggal bertahun-tahun di sana, udara Cibiru kini sudah sangat panas. Keringat bercucuran, kerongkongan kering kehausan walaupun saudara menyuguhkan air dingin.

Wana Wisata Batu Kuda (dokumen pribadi)
Wana Wisata Batu Kuda (dokumen pribadi)

Setelah puas menjenguk adik bayi yang baru lahir, kami pun pamit untuk melanjutkan perjalanan. Berbekal informasi dari sepupu kami menggunakan jalan Ciguruwik sebagai jalan alternatif yang paling enak dilalui untuk pergi ke Situs Sejarah Batu Kuda.

Pergi ke Batu Kuda membuat saya kembali memungut kenangan di setiap liku jalan yang menanjak. Ada puzle-puzle kenangan yang perlu disusun rapi karena tidak semuanya lengkap di ingatan. Yang pasti, sudah sangat lama tidak menginjakkan kaki ke sana. Terakhir ketika menjadi panitia pelatihan dengan teman-teman Pramuka UIN Bandung dan camping di sana, itupun pergi dengan jalan kaki melalui pemukiman penduduk dari kampus UIN.

Sampai di sana, saya langsung dapat mencium aroma pinus yang khas. Aroma yang selalu membuat rindu. Udara sejuk meresap ke pori kulit. Angin sepoi-sepoi menyapu dedaunan menimbulkan suara gemerisik lirih. Gerah dan panas berganti dingin yang nyaman ketika sampai di lokasi.

Wana Wisata Batu Kuda (dokumen pribadi)
Wana Wisata Batu Kuda (dokumen pribadi)

Wisata Hemat Ramah di Kantong

Hanya dengan 10.000 saja per orang, saya dan suami sudah bisa menikmati kesegaran udara hutan pinus Batu Kuda. Puluhan pengunjung lain sudah lebih dulu datang dan pergi. Beragam kegiatan dilakukan, ada yang sengaja piknik membawa bekal makan bersama dengan keluarga, ada yang hanya menyendiri seolah sengaja menikmati alam dan sepi, ada juga yang datang berdua memadu kasih. Sorot bahagia terpancar dari mata mereka yang sedang menikmati akhir pekan di alam bebas.

Duduk di kayu menikmati semilir angin yang sejuk membuat saya lupa pada panas terik dan hiruk pikuk kemacetan jalanan. Seolah kembali mengisi energi sebelum akhirnya harus kembali ke rumah dalam dua jam perjalanan. Rasanya tidak ingin pulang. Hanya ingin berbaring di hamparan rumput, menatap cahaya langit di antara rimbunan daun pinus. Tanpa pekerjaan, tanpa bising, tanpa asap rokok, tanpa apapun yang membuat isi kepala penuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun