Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cemburu

23 Oktober 2018   10:55 Diperbarui: 23 Oktober 2018   13:01 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : hijabnesia.com

"Jujur, aku cemburu ketika aku tahu kamu sering chating dengan perempuan lain, Mas." Rahma memalingkan muka. Lebih memilih memandang ke arah jendela, daripada memandang wajah lelaki yang duduk di sebelahnya.

Hujan semakin deras mengguyur kota. Lalu lintas padat merayap. Mobil Ranu masih terparkir di halaman rumah makan Ampera.

"Iya, Mas minta maaf." Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Ranu. Lelaki 40 tahunan itu tidak lagi bisa berkata apa-apa. Rahma sedang marah, jika ia terus menimpali maka perang mulut akan semakin memanas.

"Mending kita turun, makan dulu." Bujuk Ranu. Rahma masih diam. Mulutnya dikunci rapat-rapat. "Beri tahu, sekarang Mas harus gimana?" Ranu memelas.

"Kok nanya?" Mata Rahma melotot. Wajahnya penuh kebencian seolah akan menerkam Ranu hidup-hidup. "Mas, kalau Mas sayang sama aku, tolong jauhi mereka! Blokir semua nomor kontaknya, dan tetaplah setia!" Rahma bersungut-sungut.

"Setia sama siapa, Rahma?"

Tanpa disadari kalimat itu telah membuat Rahma menjadi sedih. Amarahnya yang tadi memuncak perlahan mereda. Berganti linangan air mata.

"Oh, iya. Aku lupa. Setialah sama Mbak Mirna, Mas. Dia yang lebih berhak atas Mas. Dia istrimu. Aku? Aku bukan siapa-siapa. Cuma perempuan bodoh yang terlalu banyak berharap dan makan harapan."

Rahma keluar dari mobil membanting pintu. Hujan yang deras membuatnya basah kuyup. Langkah kaki Rahma tidak karuan, begitu cepat meninggalkan Ranu dalam kebimbangan. 

Ranu bingung apa yang harus ia lakukan. Ia mencintai Rahma bahkan jauh sebelum ia dijodohkan dengan Mirna. Rahma adalah cinta terakhir dan semangat hidupnya. Mereka saling mencintai sejak 10 tahun lalu. Hingga saat ini perempuan yang dicintainya itu belum bisa menerima lelaki manapun karena kecintaannya kepada Ranu.

Ranu mulai gusar, tidak ada pilihan lain kecuali menyusul Rahma yang pergi menerobos deras hujan. Walaupun ia tahu berdialog dengan Rahma dalam keadaan sedih dan marah tidak akan mengubah keadaan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun