Negara indonesia yang sudah mengarah ke liberalis kapitalis condong. Untuk menjaga ketahanan indonesia maka diperlukan revolusi agar indonesia tidak dijajah secara halus oleh luar negeri. Bagaimana mencetak kadar bangsa inodesia masa depan yang paham dengan ideologi Indonesia. Melihat Indonesia saat ini prinsip Pancasila justru bisa dilihat dari masyarakat kecil seperti contohnya gotong royong, menghidupkan budaya-budaya, gamelan. Sebenarnya koalisi tidak mendukung sistem dengan baik. Dimulai dari bibit kecil yaitu kampanye yang tidak sesuai dengan etika. Mereka yang berkoalisi hanya merebutkan kursi kekuasaan, bukan berebut untuk berjuang menyalurkan aspirasi rakyatnya.
Hasil pileg bukanlah sekedar untuk bagi-bagi kekuasaan, bukan akan bersama siapa saling berbagi kekuasaan, melainkan bagaimana menyelesaikan masalah dan memajukan bangsa Indonesia saat ini. Lalu bagaimana pencawapresan penentu Indonesia lima tahun kedepan? Dari mana pun asal partai masing-masing yang diharapkan ialah menciptakan sinergi yang positif. Kabinet yang bekerja sesuai dengan sistem yang baik dan bukan hanya sekedar bagi-bagi kekuasaan di bawahnya. Menciptakan Pemerintahan yang solid. Kekuatan partai juga diperlukan dari tingkat daerah hingga pusat.
Pasca pileg 9 April lalu sekarang lah lagi gencar-gencarnya pendekatan pada masing-masing parpol. Komunikasi politik yang intens akan menentukan koalisi yang ditentukan kelaknya. Dibutuhkan ketelitian untuk macam koalisi. Seiring dengan hasil pileg sementara banyak dijumpai calon anggota dewan yang pernah menjabat bahkan bisa disebut tokoh terancam kekuasaannya di periode 2014-2019. Ini merupakan fenomena politik Indonesia saat ini. Wacana capres dan cawapres saat ini bukanlah konsumsi yang awam bagi rakyat saat ini. Yang penting disini siapapun yang menjadi capres dan hasil yang menjadi Presiden adalah mereka yang akan mengantarkan rakyat Indonesia pada kesejahtaraan, memajukan Indonesia, mementaskan masalah yang ada dan membawa Indonesia agar lebih dihormati dimata negara-negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H