*Mempercepat Berbuka Puasa*
_Menunda-nunda kebaikan adalah mempercantik bangunan kelalaian yang utuh dan paripurna. Mempercepat kebaikan merupakan komitmen dan kesungguhan pribadi dalam tindakan-tindakan yang benar"._
*Hikmatiar Harahap
Dari Sahal bin Sa'ad r.a., bahwasanya Rasulullah Saw., bersabda: "Orang masih tetap dalam kebaikan selama ia mempercepat berbuka". Muttafaq 'alaih. Dalam riwayat Tirmidzy dari hadits Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw., beliau bersabda: "Firman Allah 'azza wajalla: Hambaku yang paling aku cintai ialah yang paling cepat berbuka puasa".
Kesimpulan dari kedua teks hadits tersebut, menyarankan supaya berbuka puasa disegerakan, sehingga tidak ada peluang untuk melakukan tawaran-tawaran yang bersifat memperlambat kecuali memperpanjang rasa lapar dan dahaga yang didapat. Hadits pertama terdapat "kebaikan selama ia mempercepat berbuka", antaranya nilai ketaatan dan kepatuhan terhadap syari'at, aturan hidup serta menjaga kesehatan dan keseimbangan yang menjadi haknya untuk dipenuhi. Berbuka puasa dengan apa dimiliki merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya. Mempercepat berbuka puasa, maknanya tergantung setiap orang yang sedang melaksanakan puasa, umumnya agar kesulitan-kesulitan dapat dihindari sehingga pelaksanaan ibadah-ibadah yang lain akan menambah nilai kuantitas dan kualitas. Hadits kedua "yang paling aku cintai ialah yang paling cepat berbuka puasa", berupa seorang hamba yang mengikuti Sunnah Rasul dan tidak menyulitkan diri dalam ibadah.
Bagi seseorang yang mencoba-coba untuk menunda-nunda berbuka puasa akan menghilangkan kebaikan sekaligus membuat diri menjadi sulit dalam menggapai cinta-Nya Allah kepadanya. Lantas, makna terdalam dari "kebaikan selama ia mempercepat berbuka " adalah keseriusan diri untuk menghargai waktu dan kesempatan agar tidak menghamburkan sisa-sisa kekuatan sekaligus jangan menampakkan objek yang sia-sia begitu saja. Waktu berjalan begitu cepat yang semestinya mengokohkan kesadaran diri akan nilai dan kesempatan yang begitu berharga dalam kehidupan. Waktu dan kesempatan merupakan sumber kekuatan yang harus dioptimalkan sebaik-baiknya. Seperti lirik lagu berjudul "Pikir-Pikir" Ciptaan Raja Dangdut Rohma Irama _*"Pikir-pikir dulu dan pikir sekali lagi - Waktu yang berlalu tak pernah datang kembali"*._
Begitu pentingnya menghargai waktu demi waktu yang akan dilalui sampai-sampai terdapat rahasia yang dalam dari pelaksanaan ibadah puasa namun manusia seringkali tidak menemukan rahasia dalam bentuk kesadaran-kebaikan kolektif, al-hasil menunda-nunda kebaikan adalah mempercantik bangunan kelalaian yang utuh dan paripurna.Â
Mempercepat kebaikan merupakan komitmen dan kesungguhan pribadi dalam tindakan-tindakan yang benar. Menghubungkan waktu dan kebaikan merupakan sikap yang lahir dari kejelasan tujuan serta keaktifan spritual yang dilandasi kesadaran kolektif yang bersifar produktivitas. Dengan demikian insprasi dari mempercepat berbuka puasa pada puncaknya mengantarkan pada makna Alqur'an Surah al-Baqarah ayat 148, .. ..."Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya"...
Sesungguhnya, keberadaan bulan ramadhan semata-mata untuk menempah pribadi agar lebih jeli dalam memanfaatkan waktu dan moment, dalamnya tiap detik dan detik bernilai ibadah baik di siang dan malam hari, jika diupayakan dengan kebaikan-kebaikan. Jangan waktu berlalu lintas sedangkan kebaikan tak tersentuh, sangatlah merugi pribadi yang demikian.
Tentunya, waktu yang akan menyaksikan akankah kehadiran pribadi-pribadi yang menunda-menunda kebaikan atau mempercepat kebaikan.[]Â
Wallahu a'lam bis shawab...