Mohon tunggu...
Worklife

Seorang Petani Juga Bisa Jadi Penyuluh dan Konsultan, Loh!

16 Mei 2019   00:15 Diperbarui: 16 Mei 2019   04:26 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.1 Dedi Setiawan

SUKABUMI - Di Sukabumi terdapat sosok yang sangat menginspirasi, beliau bernama Pak Dedi. Beliau merupakan seorang konsultan dan penyuluh yang telah dipercaya oleh Pemerintah Kota Sukabumi. Beliau juga telah melakukan penyuluhan di berbagai daerah seperti Aceh, Medan, Gorontalo, dan daerah-daerah lainnya. 

Dedi Setiawan adalah seorang petani perkebunan dan holtikultura dari Sukabumi. Pendidikannya di sekolah tinggi perkebunan yang ada di Jogjakarta membuatnya tertarik meneruskan usaha keluarganya yaitu perkebunan karet.

Langkanya peminat pada jurusan perkebunan karet karena banyaknya unsur kimia dan tingkat kerumitan yang tinggi di lapangan tidak membuatnya berhenti mengambil jalan ini yang justru dilihatnya sebagai suatu kesempatan karna menjadi nilai plus karna langkanya sumber daya manusia dibidang karet. Keuletan Bapak Dedi ini membuahkan hasil. Karena Ia dipanggil menjadi konsultan di perkebunan Hasil Sayur Indonesia atau HIS, dan penyuluh bersama serikat rajatani.

Menurutnya, meskipun penghasilannya yang sekarang dapat ditaksir delapan puluh juta dalam sebulan atau bahkan empat juta dalam seminggu membuatnya menyarankan anak muda yang ingin berkecimpung didunia pertanian juga harus mengambil resiko untuk merugi karna dapat ditaksir resiko kerugian mencapai enam puluh juta per satu jenis tanamannya. Meskipun begitu, Ia membeberkan bahwa usaha pertanian dapat menjadi investasi yang bagus untuk masa tua dan keluarga. Ia pun berpesan untuk anak muda yang menjalani pendidikan pertanian untuk menjadi praktisi sebenarnya.

Yuk teman-teman kita belajar dari pengalaman Pak Dedi ini agar menjadi generasi muda yang bermanfaat untuk sekitar...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun