Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Alhamdulillah, Pak Imam Sudah Mau Pakai Mic

25 Mei 2018   14:07 Diperbarui: 25 Mei 2018   21:49 2358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Sejak tinggal di Rajeg, Tangerang, pertengahan tahun lalu, saya menemukan suatu keunikan saat menunaikan shalat Jumat di masjid dekat rumah. Keunikan pertama yang saya temukan yaitu, saat azan. Bila umumnya kita menyaksikan muazin berdiri dekat mimbar khotbah saat azan, maka di sini saya menyaksikan muazin itu bisa berdiri di mana saja, bisa di pinggir atau di ujung shaf, di tengah dan bahkan di shaf kedua atau ketiga dengan posisi yang juga bebas terserah maunya sang muazin, di pinggir atau agak ke tengah. 

Keunikan ke dua yaitu, saat khotbah, sang khatib tidak mau memakai mic atau pengeras suara. Khatib yang aktif dan bergantian selang-seling di setiap Jumat yang semuanya sudah pada uzur, tidak mau memakai pengeras suara. Pengeras suara hanya dipakai untuk menyampaikan pengumuman atau laporan keuangan dari pengurus masjid sebelum masuknya waktu sholat. 

Bisa dibayangkan, jangkauan suara sang khatib yang mungkin terdengar jelas hanya bagi jamaah yang duduk di bagian depan hingga ke shaf ketiga. Lebih dari itu jamaah hanya akan mendengar suara yang sayup-sayup sampai hingga shaf kelima. Lebih dari itu, jamaah mungkin hanya melihat gerakan bibir sang khotib, tanpa mengetahui dengan jelas apa yang diucapkan.

Keunikan ketiga yaitu, dari dua atau tiga khatib yang bergantian khotbah di setiap Jumat, semuanya menyampaikan khotbahnya dalam bahasa Arab. Saya tidak tahu pasti, ada berapa persen di antara ratusan jamaah yang hadir, fasih berbahasa Arab dan mengerti dengan isi khotbah yang disampaikan sang Khatib, apalagi disampaikan tanpa bantuan pengeras suara.

Keunikan keempat yaitu durasi waktu yang dipakai oleh khatib menyampaikan khotbahnya sangat pendek, dibanding umumnya khotbah yang kita ikuti di masjid-masjid di Jakarta misalnya, yang bisa memakan waktu hingga sampai 30 menit. Sementara ini hanya berlangsung sekitar 5 menit, bahkan ada yang kurang. Saya pernah merekam khotbah yang disampaikan khatib saat itu hanya memakan waktu 4,6 menit.

Karena khotbah tidak memakai pengeras suara, maka saat shalat dilangsungkan, khatib yang juga merangkap sebagai imam itu juga tidak memakai pengeras suara. Bisa dibayangkan bagaimana repotnya jamaah yang berada di shaf bagian belakang mengikuti rukuk dan sujud tanpa mendengar suara sang imam. Mungkin mereka hanya mengandalkan feeling atau suara dari gerakan jamaah yang berada di depan mereka.

Perkembangan yang cukup mengejutkan dan tentu juga menggembirakan seluruh jamaah kami alami saat mengikuti shalat Jumat barusan. Sang khatib yang merangkap jadi imam itu mau memakai pengeras suara! Sebuah microphone kecil yang memakai jepitan di pangkal mic-nya yang terhubung melalui kabel ke amplifier, dijepitkan di dekat kancing paling atas baju sang imam, sehingga bergemalah suara sang imam ke seluruh ruangan masjid, bahkan juga keluar ruangan saat mengimami shalat Jumat siang tadi.

Saya tidak tahu apakah ada yang memberikan masukan kepada sang imam, atau hal ini hasil dari sebuah kesepakatan rapat pengurus masjid. Yang pasti, saat shalat tadi jamaah tak perlu lagi mengira-ngira apakah imam sudah bangkit dari rukuk atau dari sujud, karena suara imam yang diperkuat melalui pengeras suara, sudah terdengar jelas ditelinga mereka. Mudah-mudahan hal ini bisa berlanjut terus dan juga dipakai saat khatib berkhotbah. Insya Allah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun