Mohon tunggu...
Diandra Agistha
Diandra Agistha Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA

Saya orang keren

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Bonceng Tiga di Kalangan Masyarakat

7 Februari 2023   06:44 Diperbarui: 7 Februari 2023   06:59 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bonceng tiga atau Boti? Keduanya memiliki arti yang sama, boti sama dengan kepanjangan dari bonceng tiga. Pada era sekarang ini, semakin banyaknya bermunculan orang-orang di jalan raya yang mengendarai motor, sambil membonceng dua orang. Bisa dibilang, boti sendiri ini sudah menjadi hal yang lumayan umum di kalangan masyarakat sekitar. Namun, apakah memang diperbolehkan bagi orang-orang untuk bonceng bertiga di jalan raya?

Jawabannya tentu tidak. Jangan lupakan bahwa pengendara motor hanya boleh membawa satu penumpang, tidak boleh lebih. Pastinya, sudah jelas bahwa sanksi dan peraturan resminya juga yang diberlakukan bagi yang masih berbonceng tiga, ya atau boti.

Biasanya, yang senantiasa melakukan kegiatan boti ini tentunya kalangan remaja. Hingga orang-orang yang berbonceng tiga memiliki julukannya sendiri, seperti cabe-cabean, terong-terongan, atau pun jamet. Lebih parahnya lagi bahwa para remaja ini tidak menggunakan pelindung, terutama helm.

Sanksi untuk pengendara yang berbonceng tiga dapat ditemukan di dalam Undang-Undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) Pasal 106 Ayat 9.

Isi dari Undang-Undang tersebut adalah sebagai berikut, "Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor tanpa kereta samping dilarang membawa penumpang lebih dari 1 (satu) orang." Dijelaskan bahwa memang adanya larangan untuk membonceng penumpang lebih dari satu.

Sanksinya sendiri untuk pengemudi motor yang masih melarang peraturan untuk memberi tumpangan di bawah satu orang ada pada Pasal 292 yaitu pidana kurungan maksimal satu bulan atau denda yang paling banyak berjumlah Rp250.000,00.

Di lain sisi, meskipun ada denda ataupun sanksi yang lumayan berat, orang-orang masih tidak mau mendengar. Tidak kaget karena memang remaja zaman sekarang susah untuk dibilang.

Selain itu, menurut seorang siswa SMA, Ali, bahwa kebanyakan remaja yang berbonceng tiga itu hanyalah untuk sebuah hiburan.

"Kata gue sih mereka cuman buat gaya-gayaan aja. Soalnya gue sering ngeliat temen-temen gue yang kepengen boti gara-gara lucu aja," jelas Ali,  hari Senin (30/01/23), yang diambil dari wawancara.

"Gue yakin seratus persen tuh cabe-cabean sadar salahnya dimana, tapi masih gamau denger," tambahnya.

Banyaknya masalah yang timbul ketika kita membonceng tiga antara lain, salah satunya adalah pengendara motor yang kesulitan untuk mengendalikan motor yang mengakibatkan tumbangnya motor atas ketidakseimbangannya tersebut. Walaupun hal tersebut sudah menjadi pengetahuan umum, namun diri mereka ini, para pejuang boti, tetap nekat melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun