Generasi Alpha melek AI dan Hak Cipta: Penyuluhan Hukum di SMP Al-Kautsar Sukoharjo

Sukoharjo, 15 Juli 2025, Perkembangan teknologi digital semakin tak terbendung. Anak-anak Generasi Alpha, mereka yang lahir setelah tahun 2010, bukan hanya terbiasa bermain gadget dan menjelajah media sosial, tapi juga mulai mengenal Artificial Intelligence (AI) sebagai alat bantu membuat konten. Sayangnya, pengetahuan mereka tentang aturan hukum dan hak cipta sering kali masih minim.

Melihat fenomena ini, saya Dosen Fakultas Hukum UMS bekerja sama dengan Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Aisyiyah Sukoharjo mengadakan Penyuluhan Hukum bertema "Generasi Alpha Melek AI, Kreatif, dan Taat Hukum" di SMP Al-Kautsar Sukoharjo, pada Selasa, 15 Juli 2025.

Sasaran Penyuluhan: Siswa Digital School

SMP Al-Kautsar dipilih bukan tanpa alasan. Sekolah ini dikenal dengan konsep "digital school" yang mendorong siswanya aktif menggunakan teknologi untuk belajar dan berkreasi. Karena itu, siswa-siswi di sini juga sudah akrab dengan platform AI untuk membuat gambar, video, bahkan konten kreatif untuk media sosial.

"Generasi Alpha itu generasi yang kreatif dan dekat sekali dengan teknologi. Tapi mereka juga harus tahu batasan hukum dalam berkarya. Jangan sampai mereka tanpa sadar mengambil gambar atau musik dari internet dan menggunakannya tanpa izin, karena itu bisa melanggar hak cipta,".

Kegiatan Penyuluhan yang Interaktif

Penyuluhan dilakukan dalam beberapa sesi.

• Sesi 1: Pemaparan Materi
  Siswa diperkenalkan pada apa itu AI, bagaimana AI digunakan untuk membuat konten, dan kenapa penting memahami Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). Materi disampaikan dengan cara yang ringan, dibantu dengan contoh video pendek dan slide menarik.

• Sesi 2: Diskusi & Tanya Jawab
  Sesi ini justru menjadi bagian paling seru. Siswa bertanya hal-hal yang sangat relevan, seperti "Apakah semua gambar AI boleh dipakai bebas?" atau "Haruskah kita mencantumkan sumber kalau mengambil musik dari internet?"

• Sesi 3: Simulasi Kasus
  Dalam simulasi, siswa diminta memutuskan langkah apa yang tepat jika mereka membuat konten dengan gambar AI atau musik digital. Hasilnya, 80% kelompok mampu memberikan solusi tepat, misalnya dengan memberi kredit atau memilih konten dengan lisensi bebas pakai.