Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Anak yang Saling Bertanya

7 Januari 2018   09:28 Diperbarui: 7 Januari 2018   22:23 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.shutterstock.com

Meski empat musim saling bergantian hadir
Kasih ini masih tetap sama seperti saat ia dilahirkan
Ketika ayah, mama, kakek, nenek serta keluarga dari sang ayah bersuka cita menyambutnya
Bahkan setiap tangisan anak ini adalah kebahagiaan amat mendalam
Suasana malam natal dan tahun barunya selalu lengkap penuh cinta

Bertukar kisah adalah agenda wajib keluarga ini saat berkumpul
Kini, sepuluh tahun lamanya telah berlalu
Seorang anak perempuan yang diberkati telah tumbuh bersinar dan mulai berani bertanya
Angin seolah paham untuk berhenti mencari celah keramaian, karena tiba saatnya untuk menusuk ingatan wanita yang mendadak bungkam
Ada rahasia dalam benak wanita paruh baya itu

Ya, ini giliran kejujuran mamanya untuk didengar
Sudah separuh lilin di meja habis terbakar
Wanita itu masih saja diam dengan tatapan kosong
Sinar lampu, pohon natal, kue jahe dan wajah di sekeliling seakan tak pernah ada di hadapannya
Dia tak sadar kalau diamnya adalah sebuah jawaban untuk sang putri
Bahwa ada yang tak lengkap dalam keluarga ini

Di waktu bersamaan nan jauh dari Negeri paman sam tersebut, ada seorang anak lelaki yang selalu kebingungan
Sudah tiga tahun lebih dari usia anak gadis itu, ia harus bergelut dengan sinarnya yang perlahan meredup
Sekalipun lelapnya habis dimakan lamunan dalam ranjang usang
Dia tak bisa paham mengapa semua ini terjadi
Tak pernah ada jawaban yang pasti untuknya

Hujan berganti kemarau, kemarau berganti hujan hanya memberikan rindu
Anak lelaki ini hampir lupa caranya menangis
Tawa pun enggan menghias wajahnya yang selalu terlihat murung
Kini, yang tersisa hanya lah ingatan singkat antara ia dan ketulusan
Dimana ia pernah merasa layak dicinta dan dikasihi

Selain kepada kakek dan nenek dari mamanya
Ia tak tahu harus bertanya pada siapa lagi, tentang

"Kapan mama kembali pulang ?".

Tangerang, 7 Januari 2018
Diana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun