Mohon tunggu...
Diana Hidayatul Ajizah
Diana Hidayatul Ajizah Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Berusaha jadi versi terbaik setiap hari, meskipun kadang best version-nya masih suka ngantuk di jam kuliah pagi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Setiap Langkah Berat, Ada Indah Menanti - Cerita dari Jurang Senggani

26 September 2025   18:11 Diperbarui: 26 September 2025   18:11 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air Terjun Jurang Senggani. Sumber: Dokumentasi Penulis

"Udah deh, ini terakhir kali aku capek-capekan naik gini."
Itu kalimat yang aku bilang ke diri sendiri waktu ngos-ngosan di jalur menuju Air Terjun Jurang Senggani. Trek-nya lumayan, apalagi buat aku yang belum pernah naik gunung. Tapi ada satu hal yang aku pelajari sepanjang jalan: yang susah bukan berarti nggak bisa, dan yang susah pasti indah pada akhirnya.

Dan bener aja. Begitu sampai di air terjunnya, semua rasa capek langsung hilang. Suara gemuruh air yang jatuh dari tebing tinggi itu kayak jadi soundtrack kemenangan setelah perjalanan panjang. Aneh, bukannya kapok, aku malah jadi pengen balik lagi dan lagi. Kadang hidup juga gitu kan? Capek di awal, tapi hasil akhirnya manis banget.

Kenapa Tempat Ini Spesial??

Air Terjun Jurang Senggani itu semacam hidden paradise di Tulungagung. Bukan cuma karena airnya deras dan jernih, tapi juga karena atmosfernya yang bikin hati jadi adem. Lokasinya ada di Desa Nglurup, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur 66254 nama yang mungkin sederhana, tapi menyimpan lanskap luar biasa.

Bayangin aja: dikelilingi hutan lebat dengan pepohonan menjulang, hembusan angin gunung yang sejuk, dan aroma tanah basah yang khas. Jalan menuju ke air terjun memang butuh tenaga ekstra, tapi tiap langkah terasa kayak hadiah kecil. Burung-burung berkicau, suara ranting berderak, dan sinar matahari yang nyelip di sela daun seolah bilang, "Tenang, sebentar lagi sampai."

Air terjunnya sendiri tinggi menjulang, jatuh dengan deras, tapi tetap menenangkan mata. Kalau ditanya nilainya, mungkin aku bakal kasih 8/10. Tapi percayalah, angka itu nggak akan pernah cukup buat menggambarkan atmosfernya. Yang bikin nagih bukan cuma visualnya, tapi rasa damai yang tiba-tiba nyelusup tanpa permisi ke hati.

Perjalanan yang Bikin Ketawa-Capek

Foto dengan Teman di Air Terjun. Sumber: Dokumentasi Penulis
Foto dengan Teman di Air Terjun. Sumber: Dokumentasi Penulis
Tracking ke Jurang Senggani itu ibarat roller coaster rasa. Start dari Bumi Perkemahan (Buper) Jurang Senggani, jalannya memang campuran: ada yang landai, ada yang nanjak bikin dengkul protes, sampai jalur pinggir jurang yang bikin jantung deg-degan. Dari Alun-alun Tulungagung ke buper butuh sekitar 40 menit naik kendaraan, lalu sisanya jalan kaki yang bakal jadi cerita tak terlupakan.

Yang paling aku inget justru bukan capeknya, tapi suasana bareng teman. Kita jalan rame-rame, kadang ada yang sengaja nyanyi keras biar semangat, ada yang minta break tiap 10 menit, ada juga yang sok kuat padahal napas udah kayak kipas angin rusak. Semua itu bikin perjalanan jadi lucu dan penuh warna.

Ada momen berhenti di tengah trek, duduk sebentar di batu, minum air sambil ketawa ngakak karena hal-hal sepele. Dari situ aku belajar: ternyata rasa capek bisa berubah jadi ringan banget kalau dibagi bersama. Yang tadinya ngos-ngosan berubah jadi pengalaman yang kalau diingat bikin senyum sendiri.

Dan ketika akhirnya suara gemuruh air mulai terdengar samar, semua letih langsung kayak "dihapus" sama rasa penasaran. Begitu air terjun muncul di depan mata, rasanya kayak bonus besar setelah perjalanan panjang.

Nggak Usah Khawatir, Ada yang Nyokongin

Buat yang takut ribet, tenang aja Jurang Senggani bukan destinasi yang bikin kamu harus bawa logistik se-truk. Di area Bumi Perkemahan (sebelum jalur tracking) udah ada fasilitas dasar yang cukup lengkap. Tempat parkirnya lega, ada warung-warung yang jual makanan sederhana tapi nikmat, toilet, sampai mushola buat yang butuh ibadah sebelum atau sesudah perjalanan.

Jadi kalau perut keroncongan sebelum naik, bisa isi tenaga dulu dengan mie rebus hangat atau gorengan renyah khas warung gunung. Dan percayalah, gorengan yang digoreng dengan minyak seadanya di warung pinggir hutan punya rasa yang nggak bisa disaingin restoran mana pun. Sederhana, tapi justru di situlah letak istimewanya.

Fasilitas ini bikin perjalanan jadi lebih aman dan nyaman. Kamu nggak perlu was-was soal kebutuhan dasar, cukup fokus menikmati petualangan. Yang perlu kamu siapin tinggal semangat, tenaga, dan tentu aja kamera buat ngabadikan momen. Karena di Jurang Senggani, setiap langkah dan sudutnya layak banget jadi kenangan.

Apa yang Aku Pelajari

Kalau ditanya pengalaman paling berkesan, jelas bukan cuma view air terjunnya, tapi perjalanan menuju ke sana. Setiap langkah di jalur pendakian seolah ngajarin aku bahwa:

  • Yang susah bukan berarti nggak bisa
  • Setiap capek ada bayaran indah di ujungnya
  • Perjalanan berat nggak dimaksudkan buat bikin nyerah, tapi biar kita belajar lebih sabar dan lebih menghargai proses

Dan pas pulang, aku merasa kayak ada bisikan halus dari alam: "Jangan takut sama lelah, karena lelah itu cuma sementara, tapi kenangannya bisa selamanya."

Tips Biar Trip Kamu Nggak Drama

  • Datang pas musim kemarau (jalannya lebih aman, nggak licin)
  • Berangkat pagi biar fresh
  • Sarapan dulu, jangan sampai perut kosong
  • Bawa air minum yang cukup
  • Gunakan sepatu yang nyaman
  • Jangan lupa jaket karena hawanya dingin
  • Kalau mau lebih seru, siapin bekal gorengan buat dimakan rame-rame di lokasi

Terakhir sebelum aku akhiri laman artikel ini, aku ingin selipkan sedikit kutipan yang pernah kubaca:
"Hidup itu bukan tentang jadi sempurna, tapi tentang terus belajar. Kadang kita melukai, kadang kita yang terluka. Ada salah langkah, ada keputusan yang bikin nyesel. Tapi di balik semua itu, hidup selalu ngajarin: maafin, terima, tumbuh, dan jangan pernah berhenti memperbaiki diri."

Air Terjun Jurang Senggani mengingatkanku akan hal itu bahwa setiap lelah, setiap jatuh, bahkan setiap detik perjalanan, bisa jadi guru terbaik untuk kita. Dan siapa tahu, suatu hari nanti, kamu pun bakal pulang dari sini dengan hati yang lebih ringan, dan cerita yang nggak akan habis untuk dikenang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun