Mohon tunggu...
Diah Woro Susanti
Diah Woro Susanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger

Blogger, Content Creator FB : Mbak Dee Twitter/Ig : @mba_diahworo Email : Diahworosusanti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Tol Langit Siap Jembatani Jurang Digital di Daerah Perbatasan dan Daerah 3T

16 Oktober 2019   17:24 Diperbarui: 16 Oktober 2019   17:38 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istilah tol langit marak jadi perbincangan warganet beberapa waktu lalu. Saat itu Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin mengatakan kalau negara kita sudah punya tol darat dan tol laut. Dan sebentar lagi kita akan punya tol langit. 

Banyak yang mengira tol langit adalah jalanan tol berbentuk fisik nyata yang menembus ke langit. Padahal tol langit yang dimaksud adalah akses digital yang merujuk pada Palapa Ring. Ini adalah proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan kabel optik, microwave dan menara BTS 4G untuk menggenjot industri digital. 

Rencananya, jaringan serat optik pita lebar yang berbentuk cincin yang mengitari 7 pulau yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua serta delapan jaringan penghubung dan satu cincin besar yang mengelilingi Indonesia baik lewat dasar laut maupun lewat daratan. 

Palapa Ring terdiri dari 3 back bone yakni Palapa Ring Barat, Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Timur. Palapa Ring Barat telah selesai pada Maret 2018 yang menghubungkan sejumlah kabupaten dan kota di pulau Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan Palapa Ring Tengah telah rampung pada awal 2019 menjangkau 27 kabupaten dan kota di provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Kalimantan Timur. 

Kini akhirnya Palapa Ring Timur diresmikan Presiden Jokowi tanggal 14 Oktober 2019 silam menjangkau 51 kabupaten dan kota yang melalui 4 provinsi yaitu NTT, Maluku, Papua dan Papua Barat. 

Dengan diresmikannya Palapa Ring Timur maka tuntas sudah proyek pembangunan jaringan tulang punggung internet nasional. Tol langit siap jembatani jurang digital di seluruh Indonesia. Kita sekarang sudah merdeka sinyal. 

Bicara soal dampak positif dan negatifnya, dalam diskusi media FMB9 yang berlangsung di gedung Kominfo, Jakarta, 15 Oktober 2019 hadir Direktur Utama BAKTI - Anang Achmad Latif, Asdep Telematika Utilitas Kemenko Perekonomian - Eddy Satriya, VP Regulatory Management Telkomsel - Andi Agus Akbar, Kepala Dinas Kominfo Jayawijaya - Isak SF Sawaki, dan Praktisi Start Up sekaligus CEO Kitongbisa - Billy Mambrasar sebagai narasumber. Temanya "Menghitung Dampak Palapa Ring".

Bagi yang tinggal di perkotaan tentu tidak merasakan sebagaimana antusiasnya masyarakat yang tinggal di ujung Indonesia, Papua misalnya. Provinsi yang terletak di ujung timur Indonesia ini paling terisolasi. Pertumbuhan ekonomi, pendidikan, infrastruktur selama ini berjalan lambat. Internet ada tapi belum merata dirasakan. Harganya pun mahal karena disesuaikan dengan zona. Masalah yang ditakuti adalah seringnya kejadian putus kabel jaringan serat bawah laut. 

Tapi kini tidak usah kuatir. Diyakini Andi Agus akbar - VP Regulatory Management Telkomsel bahwa penetrasi layanan 4G di daerah terpencil akan semakin mudah. Selain itu biayanya lebih efisien dibandingkan penggunaan satelit. Performancenya pun lebih stabil karena tidak terpengaruh cuaca seperti halnya satelit. Sehingga waktu pengiriman datanya jauh lebih baik, kecepatannya 25 kali dari Satelit. "Kami menyambut baik kehadiran Palapa Ring Timur ini. Ini memudahkan operator menyiapkan dan menyediakan layanan internet di Indonesia Timur."

Kehadiran Palapa Ring juga disambut baik Anang Achmad Latif selaku Direktur Utama Badan Aksebilitas Telekomunikasi dan Informasi. Ini menjadi perwujudan Nawa Cita ke 3 yang diluncurkan presiden Jokowi untuk menyelesaikan ketimpangan pembangunan dalam konektivitas digital. 

Dengan selesainya pembangunan Palapa Ring kini sinyal internet cepat bisa hadir dalam genggaman. Digital ekonomi akan tumbuh pesat dan menjangkau daerah perbatasan dan daerah 3T. Dengan begitu, manfaat Palapa Ring dapat kita nikmati berkat pemerataan sinyal, harga layanan internet yang terjangkau, dan terciptanya pertumbuhan ekonomi digital. 

Terkait dengan pesatnya ekonomi digital, Asisten Deputi Telematika & Utilitas Kementerian Koordinator Perekonomian, Eddy Satriya, juga menegaskan manfaat Palapa Ring yang berdampak besar pada kehidupan bisnis di daerah-daerah yang kini terjangkau sinyal. 

Peluang bisnis di daerah timur yang butuh bandwith besar akan meningkat. Tak hanya di bidang pendidikan, tapi di sektor kesehatan, pemerintahan dan bisnis keuangan berbasis teknologi juga merasakan manfaatnya. Bukan hanya mereka yang tinggal di Jawa saja. 

"Secara langsung tanpa kita sadari, dengan Palapa Ring ini terjadi pemerataan infrastruktur. Dampaknya, pengembangan wilayah akan tumbuh lebih cepat dengan fasilitas yang memadai untuk masyarakat," kata Eddy. 

Dengan rampungnya proyek Palapa Ring diharapkan ekonomi digital tumbuh cepat di daerah-daerah yang selama ini kesusahan akses internet. Salah satunya di kabupaten Jayawijaya, Papua, harap Kepala Dinas Kominfo Jayawijaya - Isak SF Sawaki dalam sambutannya. 

"Saya percaya, generasi muda Papua dapat memanfaatkan akses internet dengan maksimal, khususnya mengembangkan ekonomi digital, sehingga tidak semua pemuda Papua hanya ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) setelah selesai kuliah. Kami berharap mereka dapat memanfaatkan internet untuk usaha-usaha yang dirintis sendiri sebagai mata pencaharian uatama. Untuk sekarang sudah nampak satu dua bisnis online di sana," pungkasnya. 

Harapan bagi generasi muda Papua juga diaminkan Praktisi Start Up sekaligus CEO Kitongbisa - Billy Mambrasar. Sebagai anak muda, dirinya melihat bahwa kehadiran Palapa Ring membawa optimisme dalam meningkatkan pertumbuhan start up di Papua. Sebelumnya, Kitong Bisa sebuah start up berbasis sociopreneurship yang didirikannya sudah menggelar pelatihan muda-mudi untuk berinovasi. Terbukti dari pelatihan tersebut lahir lima unit usaha dari 100 pendaftar sebelum Palapa Ring mengudara. Bagaimana nanti? 

Namun, ibarat mata pisau yang ada sisi tajam dan tumpulnya, ada dampak baik dan buruknya, maka konsekuensi dari pupusnya ketimpangan digital tersebut adalah terjadinya perubahan gaya hidup, jelas Anang. Ini adalah faktor luar yang sebaiknya disikapi dengan bijaksana dengan derasnya informasi yang diakses. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun