3)Palemahan dalam Pembelajaran IPA
Pada kerangka Tri Hita Karana, palemahan menekankan pentingnya hubungan manusia dengan lingkungan atau alam. Dalam pembelajaran IPA di SMP, aspek ini dapat dikuatkan melalui berbagai kegiatan yang membawa siswa lebih dekat dengan lingkungan, sekelagus melatih mereka memahami peran manusia sebagai penjaga keseimbangan alam.
Contoh pengimplemntasian dalam pembelajaran IPA pada materi cuaca dan iklim. Pada materi tersebut guru dapat meminta siswa melakukan pengukuran suhu, kelembapan, atau curah hujan sederhana menggunakan alat praktikum atau buatan sendiri. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat pola perubahan cuaca harian. Aktivitas ini melatih keterampilan ilmiah sekaligus membuat siswa lebih peka terhadap kondisi lingkungan sekitar, terutama kaitannya dengan perubahan iklim yang kini menjadi isu global.
Dengan pendekatan seperti ini, palemahan dalam IPA tidak hanya dimaknai sebagai kewajiban melestarikan lingkungan, tetapi juga sebagai cara membangun kedekatan emosional siswa dengan alam. Semakin sering mereka berinteraksi langsung dengan lingkungan, semakin kuat pula kesadaran bahwa menjaga bumi adalah bagian dari tanggung jawab mereka sebagai generasi penerus.
3.Relevansi Tri Hita Karana dalam Konteks Global dan Modern
Mengintegrasikan nilai – nilai Tri Hita Karana dalam arsitektur dan pendidikan menjadi relevan untuk menjawab tantangan kehidupan modern. Dunia saat ini menghadapi tiga krisis besar yaitu krisis spiritual, krisis sosial, dan krisis lingkungan. Filosofi Tri Hita Karana hadir sebagai bentuk solusi untuk menyeimbangkan tiga dimensi tersebut.
1)Krisis Spiritual
Globalisasi sering membawa meterialisme dan individualisme. Tri Hita Karana, melalui prahyangan menegaska pentingnya spiritualitas sebagai penopang moral manusia.
2)Krisis Sosial
Konflik, intoleransi, dan menurunnya solidaritas sosial dapat dijawab melalui pawongan yang mengajarkan pentingnya kebersamaan dan harmoni antarindividu.
3)Krisis Lingkungan
Kerusakan alam akibat eksploitasi berlebihan dapat diminimalisasi melalui palemahan yang menekankan hidup berdampingan dengan alam secara berkelanjutan.
Dalam konteks global, nilai Tri Hita Karana sejalan dengan prinsip sustainable development dan education for sustainable development yang dicanangkan UNESCO.
4.Implikasi untuk Pendidikan Karakter dan Generasi Muda
Penerapan Tri Hita Karana dalam pendidikan tidak berhenti pada penguasaan pengetahuan, tetapi juga membentuk kepribadian siswa. Generasi muda diajak untuk memahami bahwa hidup yang berkualitas adalah hidup yang selaras dengan tiga dimensi yaitu spiritual, sosial, dan ekologi.
1)Melalui prahyangan siswa belajar mengenai rasa syukur, disiplin, dan kejujuran.
2)Melalui pawongan siswa memahami arti toleransi, gotong royong, dan tanggung jawab sosial.
3)Melalui palemahan siswa ditanamkan kesadaran ekologis dan gaya hidup berkelanjutan.
Dengan demikian, pendidikan yang berlandaskan Tri Hita Karana tidak hanya menghasilkan lulusan yang cerdas secara intelektual atau pengetahuan, tetepi juga individu yang berkarakter, bijaksana, peduli, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI