Mohon tunggu...
Diah Pratiwi
Diah Pratiwi Mohon Tunggu... wiraswasta -

lahir di Sidoarjo, sangat suka menulis apapun, artikel, novel, puisi, cerpen, dongeng..etc..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menemukan Jati Dirimu

25 September 2012   05:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:45 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya rasa hubungan antara manusia dengan Tuhan itu sangat pribadi dan rahasia.

Seorang sufi besar tidak harus memakai sorban agar terlihat seperti seorang sufi, Dia bisa saja memakai caping atau dekil seperti pengemis.

Seorang saleh tidak harus duduk diam mendengarkan ceramah pemuka agama agar dianggap saleh dia bisa belajar dari kesunyian atau tangisan seorang bayi.Dia bisa belajar dari manapun....
Tuhan bisa menembus mata hati seseorang, walau semua orang menganggap dia sesat atau gila....Tuhan Maha Tahu.


Seorang Nasionalis tidak harus berbicara tentang sejarah negaranya agar dapat diterima keberadaannya dan karena ketakutannya dianggap tidak Nasionalis...

Dengan cukup percaya pada dirinya, yang lain akan mengikuti....
Diri yang kuat membentuk pribadi yang kuat. Merasa kuat pada diri secara tidak langsung mempengaruhi orang lain.Orang lain pada umumnya lebih tertarik pada karakter yang kuat.
Jadilah magnet.. bukan besi yang selalu mengikuti...ikuti jalanmu sendiri...

Inti dari hidup menurut saya adalah siapa diri kita, apa tujuan kita hidup dan apa kita sudah benar-benar memahami diri kita....tidak ada takaran untuk itu karena kita terus mencari, bila masih merasa resah mungkin itu berarti kita belum menemukan inti hidup.


Pencarian jati diri bisa sangat melelahkan, ada seseorang yang sudah menemukannya saat berumur 20 tahun..45 tahun...atau sampai dia meninggal masih belum menemukan apa-apa.
Apabila dia sudah menemukannya itu bisa dalam bentuk apapun, hanya orang tersebut yang tahu.

Pikiran yang dangkal, menurut saya adalah orang yang selalu melihat kulit luar orang lain tanpa mau merenungi kelemahan diri atau jika kita sudah menganggap diri kita cukup baik dan memberi batasan untuk tidak berteman dengan seseorang yang memiliki kelainan gender atau seseorang berpenyakit AIDS maupun kusta.
Hidup bukan untuk menuruti orang agar kita merasa diakui tapi untuk dinikmati...Sesungguhnya kita sendirian di dunia ini... Jiwa ini bebas.
Kebahagiaan diri tidak ditentukan oleh banyaknya pujian orang, merasa lebih baik dari yang lain...menang dan kalah...atau ketakutan akan cacian orang lain tapi lebih karena kita bisa memahami diri sendiri.

Orang yang bijak menurutku, adalah orang yang tidak pernah tahu apa dirinya putih atau hitam...

Dia hanya berkata abu-abu....sedikit banyak mungkin campuran dari keduanya. Itulah perumpamaan manusiawi yang tepat..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun