Mohon tunggu...
Diah saraswati
Diah saraswati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di salah satu PT

Mahasiswa yang masih banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Money

Tahun 2020 Investasi dan Tabungan Meningkat? Apa Kabar Konsumsi?

9 Januari 2021   19:26 Diperbarui: 9 Januari 2021   20:51 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Riset Bank DBS Indonesia

Tahun 2020 adalah tahun tersulit yang pernah dihadapi Indonesia bahkan dunia, ketidakpastian di berbagai sektor terus menghantui masyarakat dunia. Penyebabnya karena menyebarnya virus corona atau Novel Coronavirus (Covid-19) di berbagai belahan bumi. Virus corona pertama kali muncul di Wuhan, China pada tahun 2019 sudah menginfeksi lebih dari 83 juta jiwa di seluruh dunia selama kurun waktu satu tahun. Akibat dari adanya virus tersebut terdapat pembatasan jarak, peliburan kantor dan sekolah, pembatasan jam malam, bahkan pelarangan masuk negara diterapkan sebagai bentuk antisipasi agar tidak meningkatnya virus ini. Aturan-aturan baru ini tentunya membuat panik masyarakat dan menimbulkan gelombang kekhawatiran yang berlebih

Sektor ekonomi, wisata, manufaktur, transportasi, sosial dan pangan merupakan salah satu sektor dari berbagai sektor yang terkena dampak pandemi ini. Sektor ekonomi dan wisata misalnya menjadi sektor yang mengalami kerugian cukup besar. Di sektor ekonomi banyak pelaku usaha yang mengalami kerugian bahkan hampir diambang kebangkrutan dikarenakan masyarakat lebih memilih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Tidak hanya pedagang, perusahaan besarpun terkena dampaknya. Daya beli masyarakat yang terus menurun, terbatasnya perolehan bahan baku, biaya produksi yang sama ditambah dengan biaya tenaga kerja yang besar. Membuat beberapa perusahaan tercekik. Sehingga berakibat pada pemotongan gaji, perumahan karyawan, pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga perhentian operasi secara permanen. Melansir dari  berbagai sumber terdapat 5 (Lima) perusahaan yang terdampak Covid-19 di Indonesia antara lain :

1. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbl (Ramayana)

Perusahaan dengan kode saham RALS ini telah menutup sementara 13 gerainya pada bulan Maret 2020 seiring dengan terjadinya penurunan omset yang diperoleh perusahaan. Penurunan yang tak kunjung membaik ini membuat perusahaan ritel tersebut melakukan PHK terhadap sejumlah karyawanya. Ramayana City Plaza, Depok misalnya telah menutup operasionalnya sejak senin (6/4) dan sebanyak 87 karyawan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).  

2. NPC Internasional

Perusahaan pewaralaba restoran terbesar di Amerika Serikat yang menjadi pemegang hak dari 1.200 gerai Pizza Hut dan 400 restoran Wendy's di seluruh Amerika Serikat telah mengajukan pailit dikarenakan terlilit utang sebesar US$1 miliar yang merupakan imbas dari diberlakukannya lockdown di berbagai wilayah.

3. Muji

Perusahaan ritel asal Jepang yang menyediakan berbagai macam perlengkapan rumah tangga dan barang konsumsi juga mengajukan pailit pada 9 Juli dikarenakan terlilit utang sebesar US$50 juta hingga US$100 juta. Perusahaan ini akhirnya memutuskan untuk lebih berfokus pada pasar regional dan e-commerce.

4. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST)

Perusahaan pengelola restoran cepat saji KFC memutuskan untuk menutup sementara 33 gerainya yang berada di bandara dan stasiun serta merumahkan karyawannya. Penutupan ini dilakukan lantaran pemilik properti menutup sementara tempatnya. Penjualan KFC juga mengalami penurunan hingga 30-35 persen akibat adanya pembatasan untuk dine in di restoran.

5.  PT Matahari Putra Prima Tbk (Matahari)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun