Mohon tunggu...
Rahmadhona
Rahmadhona Mohon Tunggu... Administrasi - International Affairs Graduate

"and one day, a girl with book will the girl writing them.."

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ethnic Cleansing di Perang Bosnia-Serbia 1992-1995

12 April 2018   16:32 Diperbarui: 12 April 2018   17:31 4999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Slobodan Milosevic/www.vestinet.rs

Setelah berakhirnya Perang Dingin, terjadi peningkatan yang signifikan dari jumlah intrastate atau internal conflict atau juga kombinasi interstate conflictdan internal conflict. Pada umumnya konflik yang terjadi berkaitan dengan perang saudara dan isu-isu state formation dan state failure. 

Sejalan dengan itu, pemahaman terhadap threats to the peace atau breaches of the peace mengalami modifikasi sehingga mencakup juga an act of genocide, mass violations of human rights dan ethnic cleansing. Seperti yang terjadi di daerah Balkan tepatnya Perang Bosnia-Serbia pada tahun 1992-1995. Bosnia-Herzegovina atau biasa disingkat Bosnia adalah sebuah negara di semenanjung Balkan  di selatan Eropa seluas 51.129km dengan jumlah sekitar empat juta  penduduk.

Pada April 1992, pemerintah Bosnia mendeklarasikan kemerdekaannya dari Yugoslavia (Yugoslavia sendiri pada saat itu merupakan negara yang mayoritasnya  adalah etnis Serbia). Selama beberapa tahun kedepan, pasukan etnik  Serbia di Bosnia, dengan dukungan dari tentara Yugoslavia, menargetkan  baik Bosniak (muslim Bosnia) dan warga sipil Kroasia di Bosnia untuk  kejahatan mengerikan yang mengakibatkan kematian sekitar 100.000 orang  (80% Bosniak) di tahun 1995. Tindakan ini dianggap genosida yang  terburuk sejak kehancuran rezim Nazi yang membunuh sekitar enam juta  orang Yahudi Eropa selama Perang Dunia II.

Perkembangan Peta Yugoslavia/www.britannica.com
Perkembangan Peta Yugoslavia/www.britannica.com
Peta Negara-Negara ex-Yugoslavia saat ini/history.state.gov
Peta Negara-Negara ex-Yugoslavia saat ini/history.state.gov
Setelah  kematian pemimpin lama Yugoslavia, Josip Broz Toti pada tahun 1980,  nasionalisme tumbuh di republik Yugoslavia dan mengancam negara-negara  yang sudah memisahkan diri dari Yugoslavia. Nasionalisme ini intensif  muncul pada pertengahan tahun 1980an dengan munculnya pemimpin Serbia,  Slobodan Milosevic, yang juga memicu etnis Serbia yang ada di Bosnia  untuk melakukan pemisahan diri. 

Milosevic menentang keras disintegrasi  negara-negara bagian Yugoslavia karena ingin melanjutkan keberadaan  negara federasi tersebut. Dukungan banyak didapat Milosevic atas landasan ikatan emosional, rezim  Milosevic mulai memainkan pengaruh dominan dalam perpolitikan Yugoslavia  yaitu dengan merealisasikan gagasan Serbia Raya. 

Slobodan Milosevic/www.vestinet.rs
Slobodan Milosevic/www.vestinet.rs
Sekilas Tentang Sejarah Perang Bosnia-Serbia

Di  Bosnia muslim merupakan kelompok populasi tunggal terbesar pada tahun  1971. Namun, banyak imigran Serbia dan Kroasia yang datang sehingga pada  tahun 1991 sensus penduduk Bosnia menunjukkan 44% Bosniak, 31% Serbia  dan 17% Kroasia. Pemilihan umum yang diselenggarakan pada akhir 1990  mengakibatkan perpecahan koalisi pemerintah antara pihak yang mewakili  tiga etnis tersebut, pemilihan umum ini diselenggarakan untuk memilih  Dewan Tinggi Bosnia dan Alija Izetbegovic keluar sebagai pemenang. 

Alija Izetbegovic/en.wikipedia.org
Alija Izetbegovic/en.wikipedia.org
Karena  terjadi ketegangan di dalam dan luar negeri berupa dorongan dari  Milosevic yang mendesak etnis Serbia di Bosnia untuk ikut bergabung dalam misinya membentuk Serbia Raya, pemimpin etbik Serbia di Bosnia,  Radovan Karadzic dan Partai Demokrat Serbia menarik diri dari pemerintahan dan mendirikan Majelis Serbia Nasional. Pada 3 Maret 1992  setelah pemungutan suara, Presiden Izetbegovic memproklamasikan kemerdakaan Bosnia.

Radovan Karadzic/www.dw.com
Radovan Karadzic/www.dw.com
Beberapa hari setelah hasil referendum,  anggota pasukan militer Serbia membentuk barikade dan menempatkan para  penembak gelap di dekat gedung parlemen Sarajevo. Izetbegovic melakukan  berbagai upaya untuk mempertahankan Bosnia dengan mempersenjatai etnik  Bosniak agar dapat mempertahankan diri. Walaupun Bosniak merupakan etnik  dominan, namun mereka memiliki kekuatan militer yang jauh lebih rendah  dibandingan dengan etnik Serrbia karena mereka diberikan bantuan oleh  negara Yugoslavia. 

Warga Bosnia dari ketiga etnik beberapa kali  melakukan demonstrasi menuntut agara perang tidak diteruskan karena  takut akan merambat ke kota-kota lain. Sebenarnya, tidak semua etnik  Serbia di Bosnia setuju dengan pemberontakkan terhadap pemerintah  Bosnia, banyak dari mereka yang lebih memilih untuk hidup damai walaupun  sebagai etnik minoritas. Namun, karena keganasan militan Serbia pada  saat itu, mereka hanya bisa mengikuti perintah atau dibunuh. Banyak  pemuda-pemuda Serbia yang diambil paksa dari keluarganya untuk menjadi  militan pada saat Perang Bosnia-Serbia.

Ethnic Cleansing dalam Perang Bosnia-Serbia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun