Mohon tunggu...
Dhita Salsabila Putri
Dhita Salsabila Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA

An enthusiast individual who is curious about how the world works and how is it felt to be outside out of her comfort zone

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hegemoni Infotainment di Indonesia, Inikah Pemicu Turunnya Moralitas Bangsa?

15 Juli 2022   22:55 Diperbarui: 15 Juli 2022   23:03 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh JESHOOTS.com (pexels)

Persaingan antara stasiun televisi yang kompetitif membuat mereka berlomba-lomba untuk menyajikan tayangan yang menarik bagi khalayak, salah satu tayangan yang cukup mendominasi ialah infotainment. Kata infotainment sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, karena sudah mendominasi di berbagai stasiun televisi sebagai tayangan yang bertujuan untuk menghibur khalayak dengan menampilkan dunia orang termahsyur tanah air. Namun dalam prakteknya infotainment ini selalu menampilkan tayangan yang tidak sepatutnya ditampilkan karena dapat melahirkan pengaruh buruk bagi moral individu yang menontonnya. Di dalam tayangan infotainment kerap kali menyajikan tayangan yang menggunakan kata-kata tak senonoh, serta didominasi oleh berita perkawinan, perselingkuhan, perceraian, pertengkaran, dan kehidupan glamor selebriti

Bahkan pengaruh sajian konten infotainment dapat terlihat berdasarkan indeks kualitas program siaran infotainment periode mei-juni tahun 2016, untuk program acara infotainment, survei periode Mei-Juni 2016 menunjukkan indeks kualitas program infotainment sebesar 2.64. Angka ini masih jauh dibawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. Pada survei periode 2 ini, Indeks program infotainment paling rendah diantara kategori program acara lainnya. Hal ini disebabkan karena tayangan yang disajikan tidak memberikan konten positif bagi khalayak

Hal ini juga tercermin dalam prakteknya di berbagai tayangan yang berusaha mengajak khalayak untuk memantau kehidupan para selebriti tanah air dengan menyuguhkan informasi gossip serta terkadang kurang memanusiakan selebriti dengan mengekspos kehidupan pribadinya ke ranah publik. Tayangan-tayangan infotainment juga selalu saja menuai kontroversi, dalam penyampaian berita di ranah infotainment juga tidak sepenuhnya menyajikan fakta yang terjadi karena ingin menjual berita tersebut wartawan kerap kali memberikan bumbu-bumbu dan menggunakan kata-kata yang provokatif sehingga menarik minat khalayak. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan etika komunikasi dalam islam, dalam etika komunikasi islam terdapat qaulan (gaya bicara) yang tercantum di dalam Al-Qur'an salah satunya ialah Qaulan Sadidan (perkataan yang benar). Kata qaulan sadidan disebut dua kali dalam Al-Qur'an. Salah satunya terdapat dalam Firman Allah QS. An-Nisaa:9

Artinya:

Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.

Pengaplikasian qaulan sadidan tidak terlihat dalam tayangan-tayangan infotainment karena dalam realitanya konten yang dimuat infotainment didominasi oleh ghibah. Berdasarkan fatwa yang disahkan dalam rapat paripurna MUI di tingkat Nasional Musyawarah (Munas) di Jakarta Tahun 2020 menyatakan menyiarkan aib, gosip, dan urusan pribadi lainnya kepada orang lain dan atau umum adalah haram. Inilah realita yang terjadi dalam penyajian konten infotainment tanah air

Alasan lain mengapa infotainment ini menuai banyak kontroversi ialah apakah infotainment termasuk ke dalam produk jurnalistik, karena dalam prakteknya, wartawan sepertinya mengabaikan kode etik jurnalisitik karena kerap kali mengosek-ngosek ranah privasi para selebriti. Hal ini yang menuai kritik karena berdasarkan pasal 2 kode etik jurnalisitik dalam peraturan dewan pres menyatakan "Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik" dengan salah satu penafsiran profesionalnya yaitu menghormati hak privasi. Inilah mengapa tayangan infotainment menuai perdebatan serta sering sekali terjadi pengabaian Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) sebagai aturan baku untuk program siaran televisi.

Terlebih tayangan-tayangan infotainment tanah air ini memiliki frekuensi penayangan yang cukup tinggi dan selalu hadir di all other time (01.00-10.00 WIB) dan juga Day Time (10.00-16.30 WIB) dan Fringe Time (16.00-19.30 WIB) Seperti Insert Investigasi di Trans TV yang tayang pukul 15.00-16.00 WIB, Rumpi Talk Show di Trans TV yang tayang pukul 15:30-16:45 WIB, Hot Shot yang tayang di SCTV pada pukul 06.30-07.00 WIB, Selebrita On The Weekend di Trans7 yang tayang pada pukul 17.00-18.00 WIB dan masih banyak lagi yang ditayangkan dari mulai hari senin hingga hari minggu pada all other time sampai fringe time serta menjamur di berbagai stasiun televisi. Padahal di waktu tersebut juga merupakan waktu yang bersamaan para kaum remaja menonton televisi, besar kemungkinan para remaja juga terpapar tayangan-tayangan infotainment. Karena konten infotainment yang tayang di berbagai channel tanah air diidentikan dengan gossip mengenai kehidupan kaum selebriti, pertikaian, atau mengglorifikasi kehidupan glamor para selebriti, tentu saja hal ini sangat tidak baik bagi moralitas individu apalagi kaum remaja. Konten tersebut bisa menjadi pemicu degdrasi moral khususnya para muda-mudi karena masih banyak dari mereka yang akan menelan mentah-mentah konten infotainment, hanyut akan budaya tersebut karena anggapan benar atas perilaku yang dilakukan dan menimbulkan efek berkepanjangan

Dalam kajian islam, selain qualan sadida. Infotainment tanah air juga tidak sesuai dengan prinsip komunikasi islam lainnya yaitu qaulan karima dan qaulan ma'rufan yang artinya perkataan mulia dan perkataan yang pantas. Qaulan karima tertera di dalam Al-Qur'an surah Al-Israa ayat 23 yang berbunyi

Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."

Dalam Al-Qur'an juga tertera ayat yang yang membahas terkait qaulan maru'fan yaitu terdapat pada surah An-nisa ayat 8


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun