Mohon tunggu...
Dhita Prahita
Dhita Prahita Mohon Tunggu... -

-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membentuk Generasi Kritis dan Inspiratif: Relevansi Tujuan Filsafat Pendidikan di Era Digital

26 September 2025   03:57 Diperbarui: 26 September 2025   03:57 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Selain itu tujuan investigative juga melatih keberanian mengkritisi sistem. Pendidikan seharusnya tidak hanya mencetak pekerja tetapi juga warga negara yang berani menyuarakan pendapat, melawan ketidakadilan, dan berkontribusi memperbaiki masyarakat.

4. Integrasi Ketiga Tujuan dalam Kehidupan Nyata

Inspirational, preskriptif, dan investigative tidak berdiri sendiri. Ketiganya harus berjalan bersama. Bayangkan sebuah kelas digital literacy. Guru membuka dengan cerita inspiratif tentang tokoh muda yang sukses menciptakan aplikasi sosial (tujuan inspirational). Lalu guru memberi pedoman nilai tentang pentingnya etika digital dan tanggung jawab sosial (tujuan preskriptif). Setelah itu siswa diajak melakukan riset kecil tentang dampak media sosial terhadap perilaku teman sebayanya (tujuan investigative). Dengan cara ini, pendidikan bukan hanya mengisi kepala dengan teori, tetapi juga menyalakan hati, menuntun arah, dan melatih daya kritis.

5. Relevansi di Era Digital

Era digital membutuhkan manusia dengan profil berbeda dibanding era sebelumnya. Menurut World Economic Forum (2023), keterampilan abad ke-21 yang paling dibutuhkan adalah berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. Semua itu sejalan dengan tujuan filsafat pendidikan.

  • Inspirational mendorong kreativitas dan motivasi.
  • Preskriptif menanamkan etika dan tanggung jawab.
  • Investigative melatih berpikir kritis dan analitis.

Jika ketiga tujuan ini dijalankan, maka pendidikan di era digital tidak hanya melahirkan "pengguna teknologi" tetapi "penggerak perubahan" yang kritis, inspiratif, dan berkarakter.

Pendidikan selalu menjadi cermin masa depan bangsa. Di era digital cermin itu semakin terang sekaligus rapuh. Generasi muda bisa menjadi luar biasa jika diarahkan dengan benar tetapi juga bisa tersesat jika pendidikan kehilangan kompasnya.

Filsafat pendidikan memberikan jawaban. Dengan tujuan inspirational pendidikan menyalakan semangat belajar. Dengan preskriptif pendidikan memberi pedoman nilai. Dengan investigative pendidikan melatih berpikir kritis. Ketiganya berpadu membentuk generasi yang tidak hanya pintar teknologi tetapi juga bijak, inspiratif, dan mampu memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.

Refleksi yang bisa kita renungkan adalah apakah pendidikan kita hari ini sudah menginspirasi, memberi arah, dan melatih kritis? Jika belum maka saatnya kita bersama-sama memperjuangkan perubahan. Harapannya ke depan lahir generasi emas yang mampu menghadapi kompleksitas era digital dengan kecerdasan intelektual sekaligus kebijaksanaan moral.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun