Mohon tunggu...
Dhimas Raditya Lustiono
Dhimas Raditya Lustiono Mohon Tunggu... Senang Belajar Menulis

Perawat di Ruang Gawat Darurat | Gemar Menulis | Kadang Merasa Tidak Memiliki Banyak Bakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Stop Bertanya "Kapan Punya Adik?"

5 Oktober 2025   21:21 Diperbarui: 5 Oktober 2025   21:21 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan semacam kapan nikah, kapan nyusul dan semacamnya rupanya menjadi sesuatu yang cukup menjemukan, meski terkadang pertanyaan tersebut hanya basa-basi semata, tetapi ternyata, hanya karena sebuah pertanyaan, lawan bicara kita bisa merasa tidak nyaman. Ada beberapa pertanyaan yang sebaiknya tidak ditanyakan, seperti "kapan nikah?", "kapan punya adik" atau dalam Bahasa jawa "kapan di-adeni"

Sungguh, pertanyaan "kapan punya adik?" yang ditujukan kepada orang yang baru saja memiliki satu anak merupakan pertanyaan yang sebaiknya disimpan dan tidak diucapkan, karena tidak semua orang bisa merasa nyaman dengan pertanyaan semacam itu.

Urusan seperti pernikahan hingga memiliki buah hati, adalah ranah privat bagi sebagian orang. Memang pertanyaan tersebut sudah telanjur membiasa, bahkan terkadang menjadi pertanyaaan yang ditanyakan setelah menanyakan kabar, tapi kita tidak pernah tahu, bagaimana urusan "dapur" mereka, bagaimana kesiapan mereka, bagaimana mereka memantapkan diri untuk kembali memiliki anak, karena dengan memiliki anak artinya harus bersiap untuk merawatnya, hingga nanti sang anak bisa mencari penghasilan untuk dirinya sendiri.

Alih-alih bertanya "kapan punya adik?" tentu saja ada beberapa alternatif yang bisa ditanyakan, seperti dulu lahiran di mana?. 

Di bawah ini ada beberapa rumus yang perlu disadari dan dipahami sebelum bertanya kepada lawan bicara, demi menjaga hubungan pertemanan.

Apresiasi Baru Bertanya

Jangan menjadi hakim saat terlibat obrolan, berilah apresiasi walau itu hanyalah pujian receh seperti "wah lucunya, cantiknya, sepatunya bagus, ya" apresiasi ini akan membuat seseorang menjadi lebih percaya diri, dan lebih mudah untuk membuka obrolan.

Mungkin ada beberapa orang yang meyakini bahwa tidak ada yang salah dari sebuah pertanyaan, tapi kita juga harus sadar dan hati-hati, bahwa sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada orang lain, justru bisa berujung tidak baik, kenapa? Karena kita tidak tahu sesuatu yang ada di balik senyumnya, tentang kekhawatiran, usaha memiliki anak, dan usaha yang tidak mudah dalam merawat seorang anak.

Pertanyaan "kapan punya adik" mungkin terkesan basa basi, namun hal ini ternyata menjadi hal yang basi jika masih saja dilakukan, pertanyaan ini cenderung mengarah kepada penghakiman, yang bisa ditutup dengan balasan pamungkas "banyak anak banyak rezeki".

Alangkah baiknya kita menghindari kalimat basa basi "kapan punya adik" karena sungguh itu sama sekali tidak penting untuk diketahui, tanyakan hal yang sekiranya membuat lawan bicara senang untuk menjawabnya, seperti wah gemoy sekali, makan apa ini? Atau bisa juga berikan afirmasi positif seperti, wah ada calon hafiz, nih, kalimat tersebut tentu saja tidak hanya membuat lawan bicara merasa senang, tetapi juga mengandung doa yang baik.

Jaga Hati Lawan Bicara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun