Pernah nggak sih, kamu baca berita di media sosial yang ternyata hoaks? Atau ikut nimbrung di kolom komentar tanpa tahu sumber informasinya dari mana? Nah, hal-hal kayak gini sering banget terjadi karena rendahnya kemampuan literasi digital di masyarakat kita. Padahal, di zaman serba cepat kayak sekarang, kemampuan buat memilah dan memahami informasi itu penting banget. Literasi digital bukan cuma soal bisa baca dan nulis, tapi juga soal bisa berpikir kritis dan nggak gampang termakan isu.
Banyak orang belum sadar kalau membagikan informasi tanpa dicek dulu bisa menimbulkan dampak besar. Misalnya, bisa bikin salah paham, menyebarkan kebencian, bahkan memperkeruh suasana. Makanya, sebelum klik tombol “bagikan”, ada baiknya kita berhenti sejenak dan mikir: “Ini bener nggak, ya?” Kalau kita bisa lebih hati-hati dan kritis, medsos bisa jadi tempat yang lebih sehat buat berbagi hal-hal positif, bukan ladang berita palsu.
Kabar baiknya, meningkatkan literasi digital itu nggak susah kok. Bisa dimulai dari hal kecil—misalnya, rajin baca dari sumber yang terpercaya, ikut diskusi yang bermanfaat, atau belajar cara cek fakta lewat situs-situs pemeriksa berita. Sekolah dan keluarga juga punya peran penting buat menumbuhkan kebiasaan literasi ini sejak dini. Yuk, mulai sekarang kita sama-sama jadi pengguna media sosial yang cerdas, bijak, dan bertanggung jawab. Soalnya, dunia digital yang sehat dimulai dari kita sendiri. 🌍✨
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!