Mohon tunggu...
Dhewa Edikresnha
Dhewa Edikresnha Mohon Tunggu... -

I am a rose blossom in the desert

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Olimpiade Sains Nasional

22 September 2011   17:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:43 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Waktu malam-malam begini yang paling enak adalah membuat sedikit laporan serta analisis tentang OSN kemarin yang dilaksanakan di manado 11-16 september 2011 dengan Jawa tengah sebagai juara umumnya (yang dari DKI gak usah pake banyak alasan, kenyataannya di olimpiade level SD, SMP, PK-LK dan guru semuanya juara umum jateng, DKI menang cuma di level sma doank).

Setelah di search lewat internet, ternyata keberadaan OSN adalah jasa dari fisika loh..... kenapa gitu? ya karena OSN mulai dilaksanakan setelah pengalaman indonesia mengadakan IPhO tahun 2002 (alumni2 pelatihan untuk IPhO banyak gw kenal secara pribadi,seperti fajar ardian, fachrian, ade putra). Setelah itu pemerintah melalui kemendiknas mulai menyaring secara agresif bibit2 unggul dari seluruh indonesia untuk mengikuti ajang olimpiade2 sains dunia melalui kawah candradimuka bernama OSN. Sewaktu itu peserta untuk IPhO diadakan melalui seleksi2 secara pada beberapa sekolah yang ditunjuk secara khusus dan tentunya sangat tidak adil karena banyak siswa2 kita yang pandai dari seluruh Indonesia tidak mendapatkan kesempatan mencoba padahal kemampuan otak meteka cukup untuk itu.

Selama tiga hari mengamati peserta OSN, ada beberapa hal yang perlu diamati dan ditiru bagi calon2 peserta OSN dan juga sekolah-sekolah favorit yang selalu langganan medali OSN (OSN 2012 di jakarta, malas mau membina lagi :-P):

1. Apakah anda orang yang bisa tahan lama dalam belajar walaupun keadaan sangat tidak nyaman? apakah anda bisa ,misalnya naik pesawat jakarta-makassar, lalu anda teruuus belajar non stop 2,5 jam dalam keadaan seperti itu? kalau anda sama sekali (ingat! sama sekali tidak bisa loh, bukan berarti anda harus selalu begitu) tidak bisa seperti maka sepertinya anda bukan calon medallist OSN, atau mungkin hanya sekedar masuk OSN karena berasal dari daerah yang saingannya gak berat-berat amat. Ada peserta OSN biologi (dari SMAK 5 kalau gak salah, tapi saya lupa namanya) yang berada di sebelah saya nonstop belajar seperti itu,saya mah tidur-bangun-tidur-bangun wae, ya orang naek LION AIR gitu loh, sempit banget tempat duduknya, gak nyaman,  gak dikasi makanan pula, yah namanya juga low cost airlines (beda lah ama level kepala sekolah atau pejabat...bukan begitu dinas kependidikan DKI jakarta? gak apa2lah yang penting selamat)

2. Apakah anda marah/ngambek ketika dilarang belajar oleh orang tua atau guru?Kalau anda malah merasa senang akan hal itu maka percayalah anda kemungkinan besar tidak cocok untuk OSN. Ada seorang peserta OSN astronomi yang sampai di manado mengalami sakit perut sampai harus dirawat di rumah sakit. Untuk memastikan kesembuhannya guru pembinanya melarang siswi tersebut belajar dan menahan buku2nya. Siswi tersebut, dengan agak ngambek, bilang "ibu (ibu eka pembina astronomi) kok melarang saya belajar??" ini cerita dari pembinanya ke saya. Saya berkata (dalam hati) "coba murid gw gitu semua" :-p.

3. Apakah anda tipe orang yang mempunyai keunggulan khusus??ini sangat penting bagi peserta OSN. Salah Seorang absolute winner punya kemampuan photographic memory yang luar biasa. Menurut pembinanya dia bisa menghafal sebuah buku setelah membacanya sekali saja sekaligus dengan penjelasan gambar dan nomer halamannya.

4. Apakah anda rela tidur di tempat yang tidak nyaman untuk mempelajari OSN? kalau tidak mau dan lebih suka tidur di tempat yang nyaman mah ya gak usah banyak berharap. Pak Iding (sman 78) cerita kalau binaannya rela begadang di lab bio (di lab sma negeri jangan disamain ama sekolah2 unggulan model baru macam MHT atau SMA St Nicolaus lokon ya...) buat ngerjain soal2 OSN yang praktek. Yang kasian penjaga sekolahnya juga seh...jadi kalau tidak ada dukungan sekolah (atau macam gw yang sering ribut ama penjaga lab) ya udah silakan meneruskan mimpinya....

Yah sekelumit pengalaman pribadi aja, beberapa hal diatas adalah beberapa ciri OSN medallist yang saya lihat. Bukan berarti kalau udah ada ciri2 tersebut pasti juara OSN, sekali lagi tidak. Tapi jelas harapannya lebih besar. Sayang ada beberapa hal kontra produktif mengenai OSN ini:


  1. Pemberitaannya sangaaaaaaaaaaaatttttttttttt minim. Detik.com lebih suka memaparkan berita perkosaan di angkot terus bang foke menyarankan wanita2 untuk berpakaian lebih sopan hanya untuk kemudian disanggah lagi ama komnas perempuan bahwa pake rok mini ataupun jilbab sang laki2 harus menghormati (yaelah diplomatis ala perusak akhlak masyarakat, harusnya dibaca begini: laki-laki gak boleh terangsang melihat wanita sexy)
  2. Ada beberapa orang yang gak ngerti pendidikan masih aja mempertanyakan manfaat OSN (walaupun semakin hari semakin insaf). Katanya gak ada efeknya untuk kemajuan bangsa, liat aja amerika gak pernah juara Olimpiade internasional tapi banyak penemuan. Orang-orang ini gak pernah berpikir bahwa yang ikut OSN itu anak SMA, masing-masing punya bakat yang perlu kita asah lewat kompetisi macam ini. Teman saya yang pembina astronomi juga pernah cerita awalnya banyak dia awalnya skeptis melihat OSN ini karena disangka proyek menara gading doank yang gak ada manfaat langsung nya buat masyarakat. Tapi dia sadar, kalau gak ada ajang seperti ini mungkin astronomi gak akan pernah dikenal masyarakat. Jadi manfaat pasti ada, Cuma kalau langsung ya mungkin gak terasa. Tunggu 5-10 tahun lagi lah…lagian di amerika juga orang2 microsoft, IBM, motorola dkk banyak juga dari alumni olimpiade2 macam ini kok.
  3. Nah yang berikutnya masalah teknis banget. Gw gak sreg melihat juri OSN sebelumnya ikut melatih salah satu peserta OSN. Yaelah gimana sih, ini mah sama aja hakim jadi terdakwa/penuntut dalam persidangan yang dipimpin dia sendiri. Gak adil, dan pasti akan bias. Harusnya ada peraturan yang jelas terkait hal ini, moga2 ada respon kemendiknas nantinya
  4. Bagaimana bila gagal OSN? Well, semuanya belum berakhir. Gw juga dulu gagal seleksi buat IphO tapi lumayanlah masih bisa ke NTU. Hidup tidak akan berakhir karena nasib buruk anda hari ini. Masalahnya banyak yang gak rasional, ada lah yang pengen gak naek kelas supaya tahun depannya bisa ikut OSN, ada pula yang nge hack situs kemendiknas yang mengumumkan hasil OSN, ada yang nangis berhari-hari. Sudahlah nak…kadang ada masanya kita dibawah, gak selalu ada diatas, namanya juga manusia (kecuali yang laki2 selalu mau di atas-joke orang dewasa tiiiiiiiiiiiiittttttt sensored :-p). Intinya sedih itu lumrah, tapi kalau sampai berhari-hari masih aja sedih wah itu mah gak wajar lagi namanya.


Dah malem, lain kali lagi deh

wassalamualaikum

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun