Mohon tunggu...
Dheni Indra Kusuma
Dheni Indra Kusuma Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Pengamat Ekonomi dan Perencana Keuangan

Seorang pengajar dan praktisi yang akan terus belajar, menulis, berbagi ide dan berkarya demi kehidupan yang lebih positif dan seimbang bagi diri sendiri, sesama dan lingkungan. Email: dni.indra@gmail.com dheni.indra@accountant.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

We Called "The Butterfly Effect"

10 Mei 2019   12:32 Diperbarui: 10 Mei 2019   20:49 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Butterfly effect atau yang dalam bahasa Indonesianya adalah "Efek Kupu-Kupu" merupakan sebuah konsep yang mengatakan bahwa hal yang terkecil di dunia ini bisa menyebabkan efek yang sangat besar. 

Teori ini diperkenalkan oleh Edward Lorenz, seorang meteorolog dan ahli matematika dari MIT. Edward Lorenz mengemukakan teori ini lewat contoh seekor kupu-kupu. Dalam teori ini, kepakan sayap kupu-kupu dapat membuat perubahan kecil di atmosfir bumi yang pada akhirnya dapat berujung kepada sebuah kemungkinan perubahan cuaca dan bahkan badai besar.

Cuaca yang terjadi pada wilayah DI Yogyakarta beberapa waktu yang lalu dan bahkan kadang masih terjadi saat ini mengingatkan saya kembali akan teori ini. Sebuah kejadian alam yang sangat ekstrim dan terjadi secara tiba-tiba bukanlah suatu kebetulan. BMKG berpendapat bahwa kumulasi dari uap air yang ada serta tekanan rendah di samudra Hindia atau pun di samudra Pasifik dapat menjadi pemicu cuaca ekstrim yang terjadi.

Saat ini, teori Butterfly Effect yang tadinya hanya dipakai untuk perubahan cuaca dan badai, mulai dipakai untuk istilah dalam kehidupan sehari-hari, baik dari bidang ekonomi, sosiologi, maupun pasar keuangan. Hal-hal kecil yang dilakukan oleh seseorang dapat berujung kepada hal-hal yang jauh lebih besar. Misalnya kegerakan yang dilakukan oleh para tokoh dunia sehingga dapat mengubah dunia menjadi lebih baik.

Nelson Mandela adalah seseorang yang telah memperjuangkan persamaan hak antara warga kulit hitam dengan kulit putih. Pada waktu itu, kesenjangan sosial dan pendidikan terjadi terlalu tinggi antara kedua belah pihak. 

Segala sesuatu hanya dikuasai oleh warga kulit putih. Padahal kita tahu bahwa penduduk mayoritas di Afrika Sealatan adalah berkulit hitam. Kegerakan dari seorang Nelson Mandela, yang bahkan sempat dipenjara oleh lawan politiknya selama kurang lebih 27 tahun berbuah manis.

Setelah bebas dari penjara, Nelson Mandela memimpin kaumnya untuk bersama-sama meruntuhkan dan membongkar sistem apartheid. Pada tahun 1992, Nelson Mandela akhirnya menjadi Presiden Afrika Selatan pertama yang berkulit hitam dan pada tahun 1994 Presiden Mandela mendapat anugrah hadiah Nobel Perdamaian dari PBB. Dampak besar yang beliau berikan sampai sekarang adalah runtuhnya politik Apartheid di seluruh dunia.

Di Indonesia, kita juga punya tokoh-tokoh yang memiliki peran besar dalam memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1980, seorang budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan pembela wong cilik bernama Yusuf Bilyarta Mangunwijaya atau yang biasa dipanggil Romo Mangun telah memulai melakukan pendampingan terhadap warga tepi kali code yang terancam penggusuran. Romo Mangun mulai mengubah mentalitas membuang sampah sembarangan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.

Bagi Romo Mangun, untuk mengubah mentalitas sekelompok orang tidak cukup dengan berbicara saja, sehingga Romo Mangun memberikan teladan dengan tinggal dan membaur bersama anggota masyarakat kali code selama kurang lebih 6 tahun pendampingan. 

Revitalitas dan perbaikkan tata pemukiman kawasan kali code telah beliau lakukan seiiring dengan berjalannya pendampingan. Hasilnya, sampai dengan saat ini kita dapat menyaksikan wilayah bantaran kali code yang teratur dan mentalitas masyarakat yang mulai terbentuk untuk membuang sampah pada tempatnya.

Implikasi Butterfly Effect 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun