"Wa'alaikumsalam," Jawab Andhita dan Ayahnya bersamaan.
"Iya mas, sini mas..." lanjut Andhita mempersilahkan.
Suasana kehangatan keluarga Andhita sangat ku suka. Berada diantara mereka suatu kehormatan tiada tara bagiku. Ku rasakan hal senada juga dirasakan mereka terhadapku, tercermin dari sisi emosi yang mereka tampakkan.
Duduk bercengkrama diantara mereka dengan menikmati jamuan kecil yang sudah disiapkan sedari sebelum aku datang. Mimik wajahnya, mereka sedang melakukan pembicaraan yang tampak serius.
"Pras,," sebut Ayah Andhita kepadaku. "Papa mau menyampaikan sesuatu padamu."
"Iya, kenapa pah?" tanyaku sedikit heran.
"Demi masa depan Andhita, Papa sudah daftarkan dia untuk melanjutkan jenjang pendidikannya di Adelaide."
Sontak akupun tertegun. Spontan ku alihkan pandanganku pada Andhita. Disana ku lihat sisi harapan yang sangat besar seolah berkata "please," dan menekanku untuk bersikap mengijinkan.
"Yahhh,, Bagus dong pa," sahutku.
Andhita hanya diam. Membiarkan aku dan Ayahnya saling berbagi pandangan.
"Soal rencana pertunangan kalian terpaksa harus ditunda. Kamu tidak keberatan kan Pras?"