Susi Andayani, atau yang lebih dikenal dengan nama Hanz Bethzy, adalah seorang seniman perempuan asal Tumpang, Kabupaten Malang. Ketertarikannya pada dunia seni bermula secara sederhana, dari kebiasaan mencorat-coret pada tahun 2016. Minat itu tumbuh ketika ia melihat karya seseorang di media sosial Facebook, momen yang mendorongnya berani terjun ke dunia seni.
Tak lama setelah itu, Hanz bergabung dengan komunitas drawing di Facebook. Dari sana, ia mulai mengasah kemampuan menggambar secara otodidak, bereksperimen dengan berbagai media mulai dari kertas hingga kanvas. Dikenal sebagai pribadi yang tekun dan pantang menyerah, Hanz terus berlatih untuk menemukan gaya khas dan karakter visualnya sendiri.
Ketekunan itu berbuah hasil ketika seorang dosen seni menawarinya kesempatan untuk mengikuti pameran di Hotel Ijen, Malang. Sang dosen menilai karyanya sudah layak dipamerkan. Namun saat itu, rasa percaya diri Hanz belum cukup kuat, hingga ia menolak kesempatan tersebut.
Beberapa bulan kemudian, ia akhirnya memberanikan diri untuk tampil di pameran seni di Hotel Grand Orchid, Batu. Dengan satu karya hitam putih, Hanz memulai langkah perdananya di dunia pameran. Keberhasilan kecil itu justru memicu semangatnya untuk terus berproses kreatif dan mencari bentuk baru dalam berkarya.
Dalam pencarian ide berikutnya, Hanz mencoba melukis dengan media kopi Nescafe di atas kanvas yang merupakan sebuah eksperimen yang tidak mudah. Karakteristik kopi instan berbeda dari kopi bubuk biasa, membuatnya kesulitan mengatur warna dan tekstur. Waktu yang terbatas dengan waktu tersisa hanya dua minggu menjelang pameran, sempat membuatnya hampir menyerah. Namun dengan kegigihan dan rasa ingin tahu tinggi, ia berhasil menyelesaikan karya tersebut tepat waktu.
Karya lukis berbahan kopi itu memikat perhatian. Warna-warna cokelat hangat menghadirkan kesan akrab dan intim, sementara teksturnya memberi kedalaman visual yang khas. Bagi Hanz, kopi bukan hanya bahan lukis, tetapi juga simbol kehidupan sehari-hari dan kehangatan interaksi manusia. Melalui karya itu, ia ingin mengajak penonton melihat keindahan dalam hal-hal sederhana.
Eksperimen Hanz menunjukkan keberaniannya untuk keluar dari zona nyaman. Ia menggabungkan kepekaan visual dengan semangat eksploratif, menciptakan karya yang tidak hanya estetik, tetapi juga memiliki makna personal.Â
"Saya hampir menyerah waktu itu, Tapi justru dari situ saya belajar bahwa kesulitan bisa melahirkan sesuatu yang tidak terduga.", kenangnya.
Bagi Hanz, seni bukan sekadar hasil akhir, melainkan perjalanan dan proses belajar. Setiap coretan menjadi bagian dari pencarian diri. Dari kertas ke kanvas, dari pensil ke kopi, semua pengalaman itu membentuk jati dirinya sebagai seniman yang terus berkembang.