Mohon tunggu...
Dhany Romadhoni
Dhany Romadhoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Hobi bermain musik dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Kenaikan Pertamax bagi Masyarakat

3 Juni 2022   10:02 Diperbarui: 3 Juni 2022   10:22 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pertamax merupakan bahan bakar bensin dengan nilai oktan atau RON 92 berstandar internasional EURO 2. PT Pertamina (Persero) pertama kali melakukan peluncuran pertamax hamper 20 tahun lalu, tepatnya pada 10 Desember 2002. 

Hadirnya Pertamax direkomendasikan untuk mobil atau motor dengan rasio kompresi 10:1 sampai 11:1 atau mobil atau motor yang berteknologi injeksi (Electronic Fuel Injection, EFI). Bahan bakar bensin Prtamax ini berwarna biru, terang, dan jernih.

PT Pertamina resmi menaikan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 92 atau Pertamax menjadi Rp 12.500-Rp 13.000 per liter dari yang sebelumnya Rp 9.000-Rp 9.400 per liter. 

Kenaikan tersebut mulai berlaku pada 1 April 2002. Bedasarkan kesimpulan Tim Harga Minyak Indonesia, beberapa faktor yang mempengarui peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional, selain terganggunya pasokan minyak mentah seiring terjadinya konflik Rusia-Ukraina, juga pengenaan sanksi dan kegagalan infrastruktur produksi di negara-negara penghasil minyak mentah.

Masyarakat menyikapi kenaikan dengan kurang setuju, banyak aksi yang dilakukan oleh masyarakat dan mahasiswa mereka menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertamax naik. 

Mereka melakukan aksi dibeberapa daerah mulai dari turun ke jalan atau melakukan unjuk rasa didepan istana negara. Mereka tidak hanya meminta menurunkan harga pertamax tetapi juga menuntut tentang kenaikan harga bahan pokok.


Setelah Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax naik masyarakat yang dulunya menggunakan atau memakai Pertamax untuk kendaraan mereka kini banyak beralih menggunakan Pertalite yang harganya lebih murah dibandingkan dengan pertamax. Hal ini  terjadi karena kondisi perekonomian kini yang sedang kurang baik. 

Hal yang sama juga dirasakan oleh mitra atau pengemudi ojek online dan pengemudi tranportasi yang menggunakan bahan bakar Pertamax, banyak dari mereka yang kini berganti bahan bakar kendaraan mereka ke Pertalite. Hal ini mengakibatkan antrian panjang karena banyak masyarakat yang lebih memilih Pertalite dibandinkan dengan Pertamax. 

Tidak hanya antrian panjang namun juga stock atau ketersediaan Pertalite dibeberapa SPBU terkadang kosong, hal ini dapat berdampak kepada pengemudi ojek online dan juga beberapa kalangan masyarakat karena pengeluaran untuk membeli bahan bakar akan lebih besar 2 kali lipat.

Harapan kedepannya semoga pemerintah dan pihak Pertamina dapat menstabilkan harga Pertamax agar semua kalangan masyarakat dapat kembali membeli Pertamax untuk bahan bakar kendaraan mereka. Dan jika harga Rp 12.500-Rp13.000 sudah sesuai dengan kondisi saat ini saya harap tidak ada kelangkaan untuk bahan bakar jenis Pertalite agar masyarakat tetap bisa membeli bahan bakar sesuai kebutuhannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun