Hari ini,umat islam kembali merayakan hari raya iedul adha. Banyak hikmah yang bisa dipetik dari ajaran ini. Secara keseluruhan,berkorban memberikan arti yang sangat penting pada kehidupan sosial bermasyarakat.
Memberikan pelajaran tentang arti berbagi, hari ini bangsa kita secara general menerapkannya. Dari kampung hingga kota metropolitan,tradisi membagikan daging hasil korban menjadi sebuah fenomena yg sangat menarik dan membanggakan.
Terlepas dari niat dari muslim yang berkorban (karena saya yakin semua berniat untk ketaqwaan) ada yg membuat saya miris. Kenapa? lagi-lagi penduduk ini menjadi korban ketidaksejahteraan yang semakin terlihat kasat mata. Kita ambil co ntoh kasus di mabes polri hari ini. Meskipun pembagian daging kurban telah di antisipasi dengan membagikan kupon, buktinya masih banyak anak-anak dibawah umur dan para lansia terinjak-injak akibat berdesak antri daging. Belum lagi,yang masuk tidak semua membawa kupon,yang tidak kebagian kupon pun tetap memaksa masuk hingga panitia kewalahan. Siapa yang salah kalau seperti ini?
Hal ini diperparah dengan kejadian serupa d kota lainnya. Masih hangat dalam ingatan kita,pembagian zakat beberapa waktu lalu juga berlangsung ricuh.kalau diambil benang merahnya,sebab utamanya tidak jauh berbeda. Banyak yang masih hidup d bawah garis layak, belum lagi ditambah mental tidak mau antri karena takut tidak kebagian. Bagaimana menurut anda!
(posting pertama via mobile)