Mohon tunggu...
Deo Fernaly Arnanda
Deo Fernaly Arnanda Mohon Tunggu... Freelancer -

Orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Urgensi Hari Pasar Rakyat Nasional dan Ibarat Siklus Kehidupan Manusia

19 Januari 2017   13:59 Diperbarui: 26 Januari 2017   20:38 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Ilustrasi keberlanjutan Pasar Rakyat. ( Sumber: www.bbc.co.uk )"][/caption]

Ibaratkan saja Hari Pasar Rakyat Nasional pertama kali diperingati pada hari ini, Kamis, 19 Januari 2017. Hari ini bisa diibaratkan juga sebagai hari, tanggal, bulan, tahun lahirnya manusia (sebut saja bernama Alpha). Disini penulis ibaratkan Pasar Rakyat yang telah ada sebelumnya adalah "para pendahulu" Alpha. Dengan demikian, hari lahir, hari ulang tahun Alpha, sama atau bertepatan dengan hari ulang tahun Pasar Rakyat.

Ketika Alpha lahir, ia memiliki suatu “identitas” -akta kelahiran yang nantinya berguna baginya- sama bergunanya dengan “akta kelahiran” Pasar Rakyat kedepannya. Yang dimaksud akta kelahiran disini adalah akan menjadi apa nantinya Pasar Rakyat tersebut. Apakah pasar jawa, pasar terapung, pasar hewan atau Pasar Rakyat biasa lainnya?

Nah, jika Alpha lahir sekarang, maka yang perlu dipikirkan kedepannya adalah cara membangun fondasi, merencanakan visi dan melaksanakan misi agar visi tercapai kelak. Pada Alpha, orang tuanya dapat membangun fondasi yang kokoh melalui pendidikan dan kesehatan. Sedangkan pada Pasar Rakyat; peraturan serta kebijakan hulu dapat membentuk fondasi yang kuat kedepannya. Kebijakan hulu dan peraturan disini ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, tidak dapat berdiri sendiri (tidak laku jika salah satu sisinya ada gambarnya sedangkan di sisi lainnya tidak ada gambarnya). Sebab kebijakan hulu yang baik tanpa peraturan yang mendukungnya dengan baik ujungnya akan percuma: tidak akan leluasa, tidak bisa kemana-mana, tidak menyelesaikan masalah karena terhalang peraturan yang buruk, membuang segenap tenaga, pikiran serta uang. Sementara peraturan yang baik tanpa kebijakan hulu yang tidak jujur dapat menimbulkan “penyakit moral" seperti korupsi yang dapat merusak fondasi Pasar Rakyat. Kedua sisi mata uang ini harus sama-sama utuh, kondisinya baik, saling mendukung satu sama lain untuk membentuk fondasi Pasar Rakyat yang kokoh.

Kesehatan menjadi salah satu fondasi yang harus diperhatikan untuk Alpha. Proteksi kesehatan seperti BPJS atau asuransi kesehatan lainnya penting diberikan kepadanya sejak dini, jika sewaktu-waktu kondisinya tidak sehat. Pada Pasar Rakyat, proteksi berupa asuransi perlu diberikan untuk mengantisipasi situasi darurat. Kejadian kedepan yang tak pasti seperti musibah kebakaran bisa saja melanda Pasar Rakyat. Oleh karena itu, tiap kios pedagang beserta barang dagangannya dan gedung Pasar Rakyat perlu ikut serta dalam asuransi. Ini menjadi tugas pengelola atau pihak hulu untuk meyakinkan pihak asuransi dengan terlebih dahulu membuat sistem yang dapat memenuhi persyaratan asuransi agar nantinya klaim dapat disetujui.

Sebagai generasi penerus bangsa, Alpha menjadi aset bagi bangsa seperti halnya Pasar Rakyat yang menjadi fondasi perekonomian kerakyatan nasional. Yang mana pada kondisi perekonomian global sesulit apapun saat itu yang menyebabkan harga barang impor naik, tidak akan berlaku bagi Pasar Rakyat yang tetap menawarkan harga yang terjangkau karena mengandalkan perekonomian domestik.

Pada sisi lain, Alpha yang terlahir di lingkungan yang kompleks ini membutuhkan bimbingan, petunjuk, teman hidup terutama ketika ia masih kecil. Begitupun yang berlaku juga pada Pasar Rakyat yang memerlukan pengelolaan yang baik. Setelah fondasi dibentuk, maka manajemen selanjutnya adalah merencanakan visi dan melaksanakan misi. Sebaiknya visi yang dicanangkan disini realistis, agar nantinya tidak menimbulkan beban dalam prosesnya dan kekecewaan di akhir jika pencapaiannya tidak sesuai harapan.

Cita-cita Alpha seperti ingin menjadi dokter, pilot, dsb; juga diibaratkan visi dari stakeholder Pasar Rakyat dalam jangka waktu tertentu. Seperti target ekonomi (penerimaan keuntungan), target sosial-budaya (mengubah stigma masyarakat tentang Pasar Rakyat menjadi positif), dsb; yang perlu diwujudkan dengan melaksanakan misi.

Nantinya (visi) Alpha akan menjadi mahkluk sosial. Layaknya Pasar Rakyat, disana akan ada transaksi sosial-ekonomi antara pedagang, pembeli, kuli panggul, jasa angkutan dan pemangku kepentingan lainnya yang memerlukan manajemen serius. Tawar-menawar harga inilah yang menjadi kelebihan Pasar Rakyat. Oleh sebab itu, kelebihan Pasar Rakyat seyogyanya harus dimaksimalkan sedangkan kekurangannya diminimalkan.

Visi Alpha yang kelak menghadapi persaingan global (pendidikan, pekerjaan) juga sama halnya dengan persaingan Pasar Rakyat dengan modernisasi seperti minimarket, supermarket dan mall. Dimana misi yang terbaiklah yang akan memenangkan “seleksi alam”. Permasalahan kenyamanan seperti kebersihan, aroma menyengat dan gerah di Pasar Rakyat perlu diselesaikan bersama-sama, tidak hanya oleh satu pihak saja.

Visi ketika Alpha menikah dan memiliki anak pun harus dipersiapkan. Sama pentingnya dengan visi “transisi” kepengurusan Pasar Rakyat yang baru "menikahi" kebijakan kepengurusan lama agar kebijakan pengelolaan yang sebelumnya sudah baik tetap berkelanjutan dari generasi ke generasi selanjutnya. Jika Alpha memiliki anak, berarti pada Pasar Rakyat terjadi proses merevitalisasi dirinya yang sudah tua, memperluas lahan Pasar Rakyat (horizontal/vertikal) atau membangun Pasar Rakyat yang baru jika dibutuhkan. Yang dimaksud revitalisasi disini adalah merenovasi bangunan yang rusak, menata lapak pedagang yang semrawut- yang menutupi sebagian jalan menjadi tertata rapi atau katakanlah jika hendak membangun Pasar Rakyat yang baru berarti kembali menjadi atau melahirkan “bayi”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun