Walaupun begitu, sekali lagi, kalian harus mencobanya juga. Bukan berarti harus tinggalkan satu merek yang sukses membuat kalian melekat dan tak bisa berlepas diri darinya. Kan masa depan gak ada yang tahu persis seperti apa.
- Tak semua wilayah terjamah merek mi instan idolamu!
Kalau kalian pindah ke daerah atau negara yang minim atau tak ada merek mi instan yang dicintai, bersiaplah menerima kenyataan yang rasanya amat pahit. Mengapa? Lha tak semua negara bisa terjamah merek mi instan tertentu.Â
Jangankan luar negeri, di Bali saja, merek mi instan didominasi kompetitor dari merek mi sejuta umat ini. Itu karena cita rasa bumbu mi pesaing bisa diterima oleh kebanyakan rakyat yang menghuni pulau di timur Jawa itu.Â
- Cita rasa bumbu merek mi instan bisa saja berubah
Awal tahun ini, kita sudah disuguhkan berita tentang berpulangnya peracik bumbu mi instan kebanggaan se-Indonesia. Itu sudah membuktikan bahwa tak ada yang abadi di dunia ini.Â
Di masa depan, cita rasa bumbu mi instan bisa saja berubah. Iyalah, peracik yang satu dengan yang lain pasti rasanya berbeda. Ibarat koki, yang meracik bumbunya dengan resep yang sama, hasilnya bisa jadi tak sama, karena penggunaan bahannya.
Keadaan itu, justru jadi tantangan buat produsen mi instan buat melahirkan kader yang minimal, bisa mendekati pendahulunya, kalau tetap ingin bertahan terus di industri makanan yang tak ada habisnya ini.
- Ada jenis atau varian mi yang tak ada di merek tertentu
Kalian mau ramen khas Jepang, atau ramyun khas Korea?Â
Sayang sekali, wahai kalian penganut Ind*mie, kedua varian mi tidak ada di merek mi idola kalian! Karena pabriknya hanya bisa memproduksi mi "mentah" biasa, jadi tidak ada mi ramen atau ramyun.Â
Nah, kalau melihat tiga alasan tadi, kalian siap gak rela keluar dari kelompok penganut "sekte" merek mi tertentu, biar bisa menikmati keberagaman mi instan di seluruh dunia?
Kalau memang cocok, ya baguslah. Jangan terlalu fanatik pada merek!
Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!