Kecuali, kalau memang untuk mempersiapkan diri dengan data dan faktanya supaya tulisan jadi lebih kuat sebelum mengalirkan pemikirannya, itu memang lebih baik, bukan?
Gak malu tuh, sama orang yang hidup dalam wilayah yang jaringan listrik dan selulernya sering goyah, tapi tetap semangat untuk menulis?
Menulisnya Berkebut dengan Waktu, dan Tak Bisa Mempersembahkan Rangkaian Kata-kata yang Terbaik!
Nah, ini! Paling sering terjadi pada peserta yang mengikuti blog competition. Alih-alih, dianggap yang terbaik, menulis yang berkejaran dengan batas waktu, seringkali hasilnya agak berantakan. Kecuali, kalau persiapan menulisnya lebih matang dan dilakukan jauh-jauh hari.
Terus, sisi berantakannya yang mana? Dari kelengkapan materi tulisan yang belum mencapai paripurna, bahkan pemilihan diksi dalam tulisan yang dianggap biasa. Bagi penulis yang ambisius dan effort-nya tinggi, pastinya, rasa kekecewaan-lah yang akan menambah beban di hati. Merasa tak bisa mempersembahkan karya yang terbaik di hadapan khalayak!
Lagi pula, kalau menulisnya ditempuh dengan jalan terburu-buru. Pasti bakal kehilangan kesempatan untuk mengeluarkan pengetahuan dan  ide kreatifnya, sebebas-bebasnya. Padahal, menulis kan butuh waktu yang cukup lama, dan kalau menulisnya seperti itu, kapan waktunya untuk menghias tulisan dengan memperindah kata-katanya?
Menunda Menulis, Berarti Menunda Kesempatan untuk Menginspirasi dan Meraih Keajaiban!
Kalau diingat-ingat lagi ya, andai saja tanggal 18 Maret lalu diriku menunda-nunda lagi menulis sampai besok, pasti tulisanku tentang pandemi COVID-19 dari sisi psikologi tak pernah ada.
Tapi, nyatanya? Tulisan itu menginspirasi beberapa Kompasianer, dari ganti istilah jadi 'Korona', lahirnya artikel baru, dan mempengaruhi karya penulis lain. Duhh, sungguh kebanggaan yang amat mahal; yang tak bisa didapatkan kalau saya tidak bergerak cepat buat menulis dan terus menulis.
Nah, kalian bisa lihat sendiri, kan? Kalau kalian menunda menulis, berarti menunda juga kesempatan untuk menginspirasi orang lain. Kalau menulisnya tidak sekarang, terus kapan? Mustahil bisa jadi inspirasi orang lain kalau kalian sendiri terus bermimpi dalam angan-angan dan tidak mengubahnya jadi nyata, ya lewat tulisan itu!