Semarang - 18 Juni 2025
Anemia masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi pada remaja putri,terutama akibat kurangnya asupan besi dan kebiasaan makan yang tidak seimbang. Sebagai upaya edukasi dan deteksi dini, SMA Kesatria 1 Semarang bekerja sama dengan Puskesmas Lebdosari dan mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) Program Studi Gizi Universitas Negeri Semarang (UNNES) menyelenggarakan kegiatan penyuluhan bertajuk "Atasi Anemia, Wujudkan Remaja Sehat Berpretasi".
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Juni 2025, pukul 13.00 WIB bertempat di aula SMA Kesatrian 1 Semarang. Acara ini diikuti oleh 15 siswi kelas  X yang telah teridentifikasi mengalami anemia berdasarkan hasil skrining awal.
Sebelum dimulainya penyuluhan, peserta terlebih dahulu menjalani pengukuran status gizi berupa berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi gizi dan status anemia terkini dari masing-masing siswi, sehingga dapat menjadi dasar dalam memberikan edukasi dan tindak lanjut. Setelah pemeriksaan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan gizi yang dipandu oleh mahasiswa PKL Gizi UNNES, yang saat ini sedang melaksanakan tugas praktik di Puskemas Lebdosari. Materi yang disampaikan mencakup pengertian anemia, faktor penyebab, tanda-tanda yang perlu diwaspadai, serta pentingnya konsumsi makanan tinggi zat besi, vitamin C, dan protein, serta kebiasaan minum tablet tambah darah (TTD) secara rutin.
Untuk menambah semangat dan keterlibatan aktif peserta,penyuluhan dikemas dalam bentuk Program Pos CERIA (Pos Cegah Remaja Anemia) yang terbagi menjadi empat pos edukatif:
Pos 1: Tebak Gizi Misterius
Permainan menebak makanan bergizi yang ditutupi, berdasarkan petunjuk kandungan zat gizinya. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kepekaan dan pengetahuan peserta tentang sumber makanan kaya zat besi.
Pos 2: Lomba Belanja Anti Anemia
Kelompok peserta diberi simulasi uang untuk membeli bahan makanan yang mendukung dan menghambat pencegahan anemia. Mereka menyusun strategi belanja paling efektif berdasarkan nilai gizi.